KORELASI KEMAMPUAN GURU PKn DALAM
PENGELOLAAN BAHAN PELAJARAN DENGAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
HARAPAN
ANANDA KABUPATEN KUBU RAYA
SKRIPSI
OLEH :AGUSMAWANNIM: 210700006
( STKIP – PGRI )
PONTIANAK
2012
KORELASI KEMAMPUAN GURU
PKn DALAM PENGELOLAAN BAHAN PELAJARAN DENGAN AKTIVITAS
BELAJAR SISWA
KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
HARAPAN
ANANDA KABUPATEN KUBU RAYA
SKRIPSI
OLEH :
AGUSMAWAN
NIM: 210700006
Skripsi diajukan Sebagai Syarat
Untuk Menempuh
Ujian Sarjana Pendidikan Pada
STKIP-PGRI Pontianak
Program Studi :
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
( STKIP – PGRI )
PONTIANAK
2012
KORELASI KEMAMPUAN GURU PKn DALAM
PENGELOLAAN BAHAN PELAJARAN DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA HARAPAN
ANANDA KABUPATEN KUBU RAYA
Tanggung
Jawab Yuridis Material Pada :
AGUSMAWAN
NIM: 210700006
Disetujui Oleh :
Pembimbing Utama Pembimbing Kedua
Prof. Dr.H.Samion, H.AR, M.Pd Hemafitria, S.Pd, M.Pd
NIP. 196207121987031002 NPP. 30825058
Disahkan Oleh :
Ketua STKIP PGRI
Pontianak
Prof.Dr.H.Samion, H.AR, M.Pd
NIP.196207121987031002
Tanggal Lulus
2 Mei 2012
SKRIPSI INI TELAH DIPERTAHANKAN DALAM
SIDANG SRIPSI PADA :
Hari :
Rabu
Tanggal : 2 Mei 2012
Tim
Penguji :
No
|
Nama Penguji
|
Jabatan
|
Tanda Tangan
|
1
|
Dra.Hj. Urai Titin Hiswari, M.si
|
Penguji I
|
|
2
|
Syafrial Nur, SH, M.Pd
|
Penguji II
|
|
3
|
Prof.Dr.H.Samion, H.AR,
M.Pd
|
Penguji III(Pembimbing
I)
|
|
4
|
Hemafitria, S.Pd, M.Pd
|
Penguji IV(Pembimbing
II)
|
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Prodi : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Disahkan Oleh :
Ketua STKIP PGRI Pontianak
Prof.Dr.H. Samion, H.AR, M.Pd
NIP.196207121987031002
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAK
2012
Segala puji bagi Allah SWT Alhamdulillah saya sangat merasa beruntung dan diberkati dalam segala urusan. Di antaranya,beruntung punya keluarga dan teman yang selalu menghembus-hembuskan semangat agar saya segera meyelesaikan skripsi dengan penuh perjuangan ini.
Mereka semua rela menyumbangkan ide, tenaga dan waktu agar skripsi ini tercapai. Karena itu saya berhutang budi kepada nama-nama dibawah ini:
Pertama, kepada Ayahanda Pawizan, S.Pd dan Ibunda Rusmini yang telah menunjuk anaknya jalan hidup yang lebih baik. Terima kasih ku ucapakan atas kasih sayang dan segala pengorbanan serta do’a tulus Ayahnda dan Ibunda berikan tanpa kalian aq bukanlah apa-apa. Lalu kepada kedua adik ku Rizka Hasanah & Muhammad Ihsan, banglong selalu menyayangi kalian semoga kalian dapat mewujudkan cita-cita kalian”amin”
Buat sahabat-sahabat seperjuangan yang telah banyak memberikan inspirasi, ada pada saat senang maupun duka karena kalianlah pelipur lara ku, tempat berbagi curhat, canda dan tawa kalian mewarnai kemeriahan hari-hari ku dan selalu memberikan semangat yang tiada henti. Kepada bang Samsuri, S.Pd dan seluruh keluarga besar GMSPP yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu serta para penghuni kontrakan Gang PGA : Rika, Saleh, Egi, Yudi, Rian, Ami & Bihim Bersama kalian kurajut hari-hariku,
Tidak lupa kepada Agus Didie dan Yunita yang telah membantu sehingga mempermudah menyelesaikan skripsi ini dan juga kepada teman-teman angkatan 2007 prodi PPKn. Kepada bapak/ibu dosen STKIP PGRI Pontianak yang telah banyak membimbing dan membekali ilmu kepada saya menjadi insan yang berpendidikan.
Buat belahan jiwa ku yang masih diangan-angan ^_^, semoga segera dipertemukan oleh Allah, SWT “amin”
Semua pihak yang turut membantu yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dan tidak tercantum namanya disini mohon maaf penulis ucapkan,
baik secara sengaja ataupun tidak semoga amal dan kebaikan kalian diterima Allah.
Man jadda Wa Jadda
“Siapa yang bersungguh-sungguh, Maka dia akan mendapatkan hasilnya”
Stop Dreaming Start Action
Berhentilah berkhayal dan mulailah melakukan tindakan
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya (QS. Ar-Ra'du (13):11)
Jangan lelah untuk mencari ilmu karena segala sesuatu di dunia ini perlu ilmu, jika tak ada ilmu maka kita sama saja dengan orang mati, tak akan bisa berbuat
apa-apa.
Aku akan terus berlari dan berlari ,walau harus terjatuh sekalipun dan akan terus bangkit mengejar impian
(Disadur dari berbagai sumber)
By: Agusmawan
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “Korelasi Kemampuan Guru PKn Dalam Pengelolaan Bahan Pelajaran Dengan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya”. Beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan ada pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak terhadap keaslian karya saya ini.
Pontianak, Maret 2012
Mahasiswa
Agusmawan
NIM.210700006
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunian-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sesuai dengan waktu yang direncanakan. Adapun judul skripsi ini adalah : “Korelasi Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pengelolaan Bahan Pelajaran Dengan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya”.
Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih atas segala bantuan dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr.H.Samion,H. AR, M.Pd, selaku pembimbing utama dan sekaligus Ketua STKIP-PGRI Pontianak, yang telah banyak memberi bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
2. Ibu Hemafitria, S.Pd. M.Pd, selaku sekretaris Program Studi PPKn STKIP-PGRI Pontianak sekaligus pembimbing kedua dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis.
3. Bapak Prof. DR. Hamid Darmadi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PPKn STKIP-PGRI Pontianak, yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Rahmad, S.Sos. Msi. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu penulis.
5. Bapak /Ibu Dosen STKIP-PGRI Pontianak yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Kepala Sekolah, Staf Dewan Guru dan Karyawan Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya, yang turut ikut membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian ini.
7. Seluruh siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya khususnya kelas VIII yang telah membantu selama melakukan penelitian.
8. Rekan-rekan mahasiswa yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Disadari bahwa sebagai sebuah karya ilmiah, dalam penulisan skripsi ini penulis merasa masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dalam tulisan ini, atas kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam tulisan ini, mohon dimaklumi karena hanya inilah yang dapat penulis lakukan, terima kasih atas kritikan dan sarannya terhadap tulisan ini, semoga apa yang penulis rencanakan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pontianak, Maret 2012
Agusmawan
NIM.210700006
RINGKASAN SKRIPSI
Skripsi ini berjudul “Korelasi Kemampuan Guru PKn Dalam Pengelolaan Bahan Pelajaran Dengan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya”.Adapun masalah umum penelitian adalah “Apakah terdapat korelasi kemampuan guru Pendidikan Kewargenegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya ?”. Dengan sub-sub masalah: (1) Bagaimanakah tingkat keberartian kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya ?; (2) Bagaimanakah tingkat keberartian aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya ?; (3) Apakah terdapat korelasi yang berarti antara kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dan aktivitas belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya ?.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai korelasi kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya. Sedangkan tujuan secara khusus antara lain untuk mengungkapkan kejelasan secara obyektif tentang; (1) Keberartian Pengelolaan bahan pelajaran oleh guru dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya; (2) Keberartian Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya; (3) Keberartian korelasi pengelolaan bahan pelajaran oleh guru dengan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan guru PKn dalam pengelolaan bahan pelajaran. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 22 laki-laki dan 18 perempuan yang tersebar dalam 1 kelas dan 1 orang guru PKn,sehingga dapat dikatakan penelitian ini adalah berbentuk penelitian populasi.
Adapun metode yang dianggap tepat dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan bentuk penelitian studi korelasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi langsung, komunikasi tidak langsung, komunikasi langsung dan dokumenter. Alat pengumpul data yang digunakan adalah panduan observasi, angket, wawancara dan dokumen. Untuk menjawab masalah penelitian, dilakukan analisis data menggunakan rumus persentase dan product moment.
79
|
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat penulis kemukakan beberapa saran untuk menjadi masukan bagi guru Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya sebagai berikut : 1) Sebaiknya guru lebih banyak memberikan apresiasi kepada siswa untuk dapat memotivasi belajar siswa, ini dikarenakan siswa akan senang apabila diberi pujian hal ini untuk memancing semangat belajar dan akhirnya menimbulkan aktivitas belajar siswa yang menyenangkan. 2) Diharapkan guru lebih sesering mungkin memberikan latihan soal kepada siswa, ini berfungsi untuk melatih pengetahuan siswa serta membiasakan dalam menjawab soal dikarenakan semakin sering mereka melakukan latihan soal semakin terasah pula kemampuan belajar siswa. 3) Dalam memberikan ulangan harian kepada siswa untuk mengukur belajar siswa, guru terlebih dahulu memantau aktivitas belajar siswa agar siswa benar-benar siap dalam mengerjakan ulangan harian, sehingga demikian siswa mampu memperoleh hasil yang maksimal. Ulangan harian dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas belajar siswa dan daya serap siswa atas penyampaian yang diberikan oleh guru.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
RINGKASAN MATERI ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ v
DAFTAR TABEL..................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Masalah Penelitian .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 7
1.. Variabel Penelitian .................................................................... 8
2.. Definisi Operasional ................................................................... 12
F. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 21
BAB II........ KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN BAHAN PELAJARAN DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA ....................................................... 22
A. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Bahan Pelajaran ......... 22
1. Pengertian Pengelolaan Bahan Pelajaran..................................... 23
2. Aspek-Aspek Pengelolaan Bahan Pelajaran ................................ 27
B. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran.............................................. 51
1. Kegiatan Visual .......................................................................... 52
2. Kegiatan Lisan ............................................................................ 54
3. Kegiatan Mendengarkan ............................................................. 57
4. Kegiatan Menulis ........................................................................ 59
C. Korelasi Antara Pengelolaan Bahan Pelajaran Dan
Aktivitas Belajar ............................................................................. 61
BAB III PROSEDUR PENELITIAN .............................................................. 64
A. Prosedur Penelitian ........................................................................ 64
1. Metode Penelitian ...................................................................... 64
2. Bentuk Penelitian ....................................................................... 66
B. Populasi dan sampel ....................................................................... 67
1. Populasi ...................................................................................... 67
2. Sampel ........................................................................................ 69
C. Teknik Dan Alat Pengumpul Data ................................................. 70
1. Teknik Pengumpul Data ............................................................. 70
2. Alat Pengumpul Data ................................................................. 72
D. Teknik Analisis Data ...................................................................... 73
BAB IV ANALISIS DAN PENGLOLAHAN DATA .................................... 76
A. Persiapan Penelitian dan Pelaksanaan Penelitian ........................... 76
1. Persiapan Penelitian .......................................................... ......... 76
2. Uji Coba Angket ........................................................................ 76
3. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 79
B. Analisis Data Penelitian ................................................................. 81
1. Persiapan dan Pengolahan Data Angket .................................... 81
C. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 90
D. Deskripsi Hasil Wawancara ........................................................... 91
E. Deskripsi Hasil Observasi .............................................................. 93
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 94
A. Kesimpulan .................................................................................... 94
B. Saran .............................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 97
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Tujuan Bertanya Kepada Siswa ............................................................. 28
2.2. Penyediaan Pertanyaan Yang Mendorong Berpikir
dan Berproduksi .................................................................................... 29
2.3. Umpan Balik Yang Memvonis................................................................ 35
3.1. Distribusi Populasi Siswa Kelas VIII..................................................... 69
3.2. Koefisien Korelasi................................................................................... 75
4.1. Tolok Ukur Kategori Persentase ............................................................ 82
4.2. Kategori Penilaian Pengelolaan Bahan Pelajaran ................................... 83
4.3. Kategori Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ........................................... 86
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. Silabus Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII Semester Genap ............. 99
II. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................................................. 100
III. Kisi-Kisi angket ............................................................................................. 107
IV. Angket Siswa................................................................................................. 108
V. Panduan observasi ......................................................................................... 113
VI. Panduan Wawancara ..................................................................................... 114
VII. Kunci Jawaban Angket (Variabel Bebas dan Terikat)................................... 117
VIII. Rekapitulasi Hasil Jawaban Uji Coba Angket
(Variabel Bebas dan Terikat) ....................................................................... 118
IX. Transformasi Hasil Jawaban Uji Coba Angket Pengelolaan Bahan
Pelajaran (X) .................................................................................................. 119
X. Transformasi Hasil Jawaban Uji Coba Angket Aktivitas Belajar
Siswa (Y) ............................................................................................ 120
XI. Tabel Uji Coba Distribusi Korelasi Pengelolaan Bahan Pelajaran Dengan
Aktivitas Belajar Siswa................................................................................ 121
XII. Rekapitulasi Hasil Jawaban Angket (Variabel Bebas dan Terikat) .............. 122
XIII. Transformasi Hasil Jawaban Angket Pengelolaan Bahan Pelajaran (X) 123
XIV. Transformasi Hasil Jawaban Angket Aktivitas Belajar Siswa (Y) ..... 124
XV. Tabel Distribusi Korelasi Pengelolaan Bahan Pelajaran Dengan
Aktivitas Belajar Siswa................................................................................ 125
XVI. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ........................................................... 126
XVII. SK Penunjukan Pembimbing Skripsi ......................................................... 127
XVIII. Surat Izin Penelitian Dari Stkip PGRI Pontianak ....................................... 128
XIX. Surat Keterangan Dari SMP PGRI 01 Sungai Raya ................................... 130
XX. Surat Keterangan Dari SMP Harapan Ananda Sungai Raya ...................... 131
XXI. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 132
XXII. Catatan Pembimbing .................................................................................... 134
XXIII. SK Ketua STKIP-PGRI Pontianak Tentang Pembimbing Penyusunan
Skripsi
|
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah proses pengembangan potensi peserta didik. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Kegiatan Belajar Mengajar adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan kegiatan pendidikan di dalam lingkungan sekolah dengan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar lingkungan sekolah dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk semua peserta didik.
Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.
1
|
Berhasil atau tidaknya suatu lembaga pendidikan formal ikut ditentukan oleh guru dalam pengelolaan bahan pelajaran. Sebab guru di sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah. Hal ini mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Hal penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah mengelola materi pembelajaran atau bahan pelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Fenomena ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan pelajaran hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk “materi pokok”. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan pelajaran yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru, dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak murid.
Ada banyak guru-guru yang kurang memperhatikan pengelolaan bahan pelajaran, termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan pelajaran adalah guru memberikan bahan pelajaran atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa. Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun ganti buku.
Akibatnya tujuan pendidikan dan pengajaran kurang berhasil dengan baik. Guru sebagai fasilitator harus mengelola bahan pelajaran yang lebih baik lagi peserta didik untuk belajar. Disamping bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar anak didik serta bertanggung jawab secara fropesional untuk terus menerus meningkatkan kemampuannya selain guru dituntut menjunjung tinggi kode etik profesionalisme.
Melalui kemampuan guru dalam pengelolaan bahan pelajaran, diharapkan siswa akan lebih aktif dan lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Harapan lainnya yaitu kebosanan siswa dapat dikurangi atau dihilangkan, dapat menarik minat dan perhatian siswa, akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan, siswa akan berusaha utuk mendapatkan hasil yang baik dari pada hasil yang sebelumnya kurang baik. Namun demikian, seringkali harapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Asumsi ini peneliti ambil pada saat mengadakan pra-penelitian. Dalam kegiatan pra-penelitian tersebut, peneliti mencoba untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya.
Kenyataan yang muncul dari kegiatan pra-penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran Guru Pendidikan Kewarganegaraan masih belum maksimal dalam mengelola bahan pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya kemampuan guru dalam mengelola materi, menggunakan media pembelajaran, dan kurangnya kepedulian guru dalam membantu kesulitan belajar siswa sehingga siswa pun kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Adapun gejala yang Peneliti lihat ketika melakukan pra survey di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya yaitu, ada sebagian siswa yang kurang bergairah atau kurang semangat dalam belajar, minat dan perhatiannya kurang terhadap materi yang dijelaskan oleh guru, ada sebagian siswa hanya mendengarkan dan melihat saja tanpa mencatat atau kurang merespon pertanyaan dan penjelasan dari guru. Peneliti juga melihat ada siswa yang enggan atau ragu-ragu untuk bertanya tentang materi yang dijelaskan oleh guru.
Adanya perbedaan di antara harapan dan kenyataan ini membuat peneliti tertarik untuk mengangkatnya dalam sebuah penelitian yang bersifat ilmiah. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya, tentang korelasi kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kubu Raya.
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah umum penelitian adalah “Bagaimanakah korelasi kemampuan guru Pendidikan Kewargenegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya ?”
Agar permasalahan tersebut dapat ditelusuri sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian ini maka dirumuskan tiga sub masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat keberartian kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya ?
2. Bagaimanakah tingkat keberartian aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya ?
3. Apakah terdapat korelasi yang berarti antara kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dan aktivitas belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai korelasi kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya.
Sedangkan tujuan secara khusus antara lain untuk mengungkapkan kejelasan secara obyektif tentang:
1. Keberartian Pengelolaan bahan pelajaran oleh guru dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya.
2. Keberartian Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya.
3. Keberartian korelasi pengelolaan bahan pelajaran oleh guru dengan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik dari segi teoritis maupun dari praktisannya.
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai kesiapan pengembangan pengajaran sesuai wawasan keilmuan disiplin ilmu pendidikan ilmu sosial program studi Pendidikan Kewarganegaraan dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama
b. Sebagai referensi bagi peneliti lanjutan yang sejenis khususnya kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda.
c. Sebagai bahan referensi di perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda, sehingga dapat digunakan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan dan siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Menjadi motivasi bagi siswa untuk lebih mengenal dan mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan di kelas.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan acuan agar berperan untuk memberikan kejelasan tentang pelaksanaan pengelolaan bahan pelajaran dan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
c. Bagi Sekolah
Menjadi motivasi kepada sekolah guna meningkatkan hasil belajar mata pelajaran sesuai denga kurikulum yang dibuat.
d. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman peneliti tentang pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa serta wawasan tentang cara mengatasi kendala teknis pelaksanaannya dalam proses pembelajaran.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian tidak keluar dari kerangka penelitian, maka dikemukakan ruang lingkup penelitian yang meliputi variabel yang diteliti serta definisi operasional dalam penelitian, sebagai berikut :
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah faktor-faktor atau gejala-gejala yang diamati dalam penelitian. Menurut Arikunto (2006:99) variabel adalah “gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian”. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel beserta aspek-aspeknya, sebagai berikut:
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala-gejala lain, yang pada gilirannya atau faktor yang kedua itu disebut variabel terikat (Arikunto, 2006:118). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “kemampuan guru dalam pengelolaan bahan pelajaran”.Hamid Darmadi (2010:45) menyatakan kemampuan guru adalah penguasaan guru dalam melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien sehingga pihak yang belajar atau pebelajar dapat belajar secara optimal dan bermakna. Sedangkan pengelolaan bahan pelajaran menurut Masnur Muslich (2007:57) adalah upaya guru merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu unjuk kemampuan/mendemontrasikan kinerja (performance) sebagai hasil belajar. Jadi dapat ditarik kesimpulan dari kedua pendapat ahli di atas yang dimaksud dengan kemampuan guru dalam pengelolaan bahan pelajaran adalah penguasaan guru dalam melaksanakan pembelajaran secara efektif dan mengatur segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/intrukstur dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas.Menurut Masnur Muslich (2007:57) menyatakan : “sedikitnya ada tiga hal strategis yang perlu dikuasai guru dalam pengelolaan bahan pelajaran, yaitu penyediaan pertanyaan yang mendorong berpikir dan berproduksi, penyedian umpan balik yang bermakna, dan penyedian penilaian yang memberi peluang semua siswa mampu melakukan unjuk perbuatan”. Berdasarkan pendapat tersebut yang menjadi aspek-aspek dari pengelolaan bahan pelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah :
1) Penyedian pertanyaan yang mendorong berpikir dan berproduksi.
Menurut Martinis Yamin dan Bansu I, Ansari, (2009:30) menyatakan : “Pertanyaan yang diperkirakan dapat merangsang siswa berpikir yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup, pertanyaan produktif, pertanyaan imajinatif/interfretatif dan pertanyaan faktual”. Berdasarkan pendapat tersebut yang menjadi indikator penyedian pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah : a) Pertanyaan terbuka. b) Pertanyaan tertutup. c) Pertanyaan produktif. d) Pertanyaan imajinatif. e) Pertanyaan faktual.
2) Penyediaan umpan balik yang bermakna.
Menurut Masnur Muslich (2007:77) mengemukakan : “Penyedian umpan balik yang bermakna merupakan pernyataan atau pertanyaan guru yang didasarkan pada perilaku siswa yang bisa mendorong siswa untuk menyadari perilakunya. Umpan balik yang dimaksud adalah respon/reaksi guru terhadap perilaku siswa. Apa yang dilakukan guru ketika siswa bertanya? Ketika siswa berpendapat? Ketika siswa menunjukkan hasil kerja? Ketika siswa membuat kesalahan? Adapun indikator penyediaan umpan balik yang bermakna menurut Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:162) sebagai berikut : a) Memancing persepsi siswa. b) Menggunakan alat bantu yang akseptabel. c) Pemberian motivasi
3) Penyedian program penilaian yang mendorong semua siswa melakukan unjuk kerja.
Menurut pendapat Martinis Yamin (2011:270) menyatakan “Penilaian adalah mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang hasil belajar yang telah dicapai peserta didik”, dengan indikator : a) Pra-pengujian. c) Penilaian subjektif
b. Variabel terikat
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:119), “variabel terikat adalah variabel yang timbul atau muncul karena dipengaruhi oleh variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “aktivitas belajar siswa”. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa: “Aktivitas belajar adalah kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik dengan cara mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksikan rangsangan dan memecahkan masalah”.
Adapun aspek-aspek aktivitas belajar siswa menurut Oemar Hamalik (2010:90) sebagai berikut :
1). Kegiatan-kegiatan visual.
Menurut Oemar Hamalik (2010:90) kegiatan visual dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan aktivitas belajar yang dilakukan siswa berkaitan dengan indera penglihatan, dengan indikator: a) Membaca.
b) Memperhatikan penjelasan guru
2). Kegiatan-kegiatan lisan.
Menurut Sardiman AM. (2003:101) menyatakan bahwa: “Aktivitas lisan (oral activities) seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.” dengan indikator : a) Mengemukakan pendapat. b) Mengajukan pertanyaan kepada guru. c) Menjawab pertanyaan. d) Mengadakan interupsi
3). Kegiatan-kegiatan mendengarkan.
Slameto (2003:108) menyatakan:”aktivitas mendengar merupakan keterlibatan siswa terhadap penjelasan guru tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa dalam proses pembelajaran, karena dalam proses belajar guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat, aktivitas mendengar dengan indikator : a) Mendengar penjelasan guru. b) Mendengar pengarahan guru
4). Kegiatan-kegiatan menulis.
Menurut Oemar Hamalik (2010:90) menyatakan:”aktivitas menulis merupakan suatu perbuatan yang bersifat inisiatif yang muncul dari dalam diri seseorang, karena tulisan adalah bentuk hasil dari proses berfikir yang diekspresikan, sehingga dengan melalui tulisan tersebut orang dapat mempelajarainya. Aktivitas menulis dengan indikator : a) Membuat makalah. b) Membuat resume/ringkasan. c) Membuat laporan. d) Membuat catatan
2. Definisi Operasional
Menurut buku pedoman Operasional STKIP-PGRI Pontianak (2007:89) menyebutkan bahwa “Definisi Operasional bukan definisi yang berdasarkan kamus tetapi definisi yang digunakan untuk memperjelas dan memperinci variabel penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian mengenai aspek-aspek dalam penelitian” maka aspek-aspek yang dimaksud adalah :
a. Kemampuan guru dalam pengelolaan bahan pelajaran
Kemampuan guru dalam pengelolaan bahan pelajaran adalah suatu usaha mengatur atau memanagemen segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas agar proses belajar mengajar sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip pengajaran dan tercapainya tujuan pengajaran secara efektif dan efisien yang diawali dari perencanaan dan strategi dan diakhiri dengan evaluasi
Pengelolaan bahan pelajaran dalam penelitian ini adalah guru perlu merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu unjuk kemampuan/mendemontrasikan kinerja (performance) sebagai hasil belajar. Adapun langkah-langkah pengelolaan bahan pelajaran dalam penelitian ini adalah:
1) Penyediaan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi.
Yaitu pertanyaan yang meransang siswa berpikir dalam arti meransang siswa menggunakan gagasan sendiri dalam menjawabnya, bukan mengulangi gagasan yang sudah dikemukakan oleh guru, dengan indikator :
a) Pertanyaan Terbuka
Menurut Abdul Majid (2008:160), “suatu bentuk pertanyaan dimana seseorang (guru) memberikan pertanyaan yang memungkinkan orang lain (siswa) memberikan jawaban yang bervariasi”.
b) Pertanyaan Tertutup
Berbeda dengan pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup menurut Hasibun dan Moedjiono (2008:62), adalah “Bentuk pertanyaan yang hanya menghendaki satu jawaban yang pasti”.
c) Pertanyaan Produktif
Pertanyaan produktif menurut Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2009:33) adalah “satu bentuk pertanyaan yang memungkinkan guru untuk menggali seluruh potensi siswa di dalam menjawabnya”.
d) Pertanyaan Imajinatif
Pertanyaan imajinatif menurut Akhmad Sudrajat (www.suaraguru.com) adalah “pertanyaan yang tidak meminta jawaban sesuai dengan apa yang dilihat oleh siswa, tetapi apa yang tersembunyi dari fakta yang dilihat, siswa diminta untuk membayangkan apa yang terjadi di balik suatu peristiwa”.
e) Petanyaan Faktual
Sebagai kebalikan dari pertanyaan imajinatif, maka pertanyaan faktual menurut Akhmad Sudrajat (www.suaraguru.com) adalah “Pertanyaan yang menuntut jawaban yang sesuai dengan fakta yang ada”.
2) Penyedian umpan balik yang bermakna
Penyedian umpan balik yang bermakna merupakan pernyataan atau pertanyaan guru yang didasarkan pada perilaku siswa yang bisa mendorong siswa untuk menyadari perilakunya. Umpan balik yang dimaksud adalah respon atau reaksi guru terhadap perilaku, proses atau hasil kerja siswa. Penyediaan umpan balik yang bermakna dengan indikatornya :
a) Memancing persepsi siswa
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2002:158), “untuk mengetahui persepsi seorang siswa terhadap materi pembelajaran, guru dapat menggalinya melalui pengetahuan siswa dan minat siswa terhadap materi belajar”.
b) Menggunakan alat bantu yang akseptabel
Pengguanaan alat bantu yang akseptabel diperlukan seorang guru di dalam upayanya memancing persepsi siswa. Upaya tersebut menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:160), di antaranya adalah “penggunaan bahasa yang menarik dan menggunakan alat bantu yang bervariasi”.
c) Pemberian motivasi
Proses pembelajaran adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan siswa. Menurut Nana Syaodih (2001: 89), “agar siswa senang dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi yang ada”.
3) Penyedian program penilaian yang mendorong semua siswa melakukan unjuk kerja
Menurut pendapat Martinis Yamin (2011:270) menyatakan “Penilaian adalah mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang hasil belajar yang telah dicapai peserta didik”.
Berikut penyediaan program penilaian yang mendorong semua siswa melakukan unjuk kerja menurut Tory Sawyer (http://at.boisestate.edu/default.asp) sebagai berikut:
a) Pra-pengujian
Pra-pengujian menurut Tory Sawyer (http://at.boisestate.edu/default.asp) “anda mungkin merasa terbantu untuk mengetahui apakah siswa Anda memenuhi pengetahuan dasar dan tingkat keterampilan yang diperlukan untuk mempelajari materi Anda”.
c) Penilaian subjektif
Tory Sawyer (http://at.boisestate.edu/default.asp)” Dalam penilaian subjektif penilaian guru menentukan grade. Ini termasuk tes-tes esai. Tes esai memakan waktu lebih lama untuk menjawab dan mereka mengambil lebih lama untuk kelas dari pertanyaan obyektif dan karena itu hanya mencakup sejumlah kecil pertanyaan, berfokus pada konsep-konsep yang kompleks”.
b. Aktivitas belajar
Aktivitas belajar siswa adalah suatu usaha atau suatu perbuatan untuk mencapai tujuan atau suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu, “(Aunurahman 2008:179). Menurut Paul D. Dierich ada beberapa aspek dalam kegiatan belajar.
Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa di sekolah, dengan aspek-aspek:
1) Kegiatan-kegiatan visual
Kegiatan visual dalam dalam proses pembelajaran merupakan aktivitas belajar yang dilakukan siswa berkaitan dengan indera penglihatan
membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain berkerja, adalah aktivitas kegiatan visual. Dengan indikatornya :
a) Membaca
Menurut Slameto (1991:83) mengartikan bahwa:”membaca besar pengaruhnya terhadap belajar, hampir sebagaian besar kegiatan adalah membaca”.
b) Memperhatikan penjelasan guru
Nunan (1989:10) mengatakan ;”State the sudent’s work sheet as a price of classroom work which inolves learns in comprehending, manipulating, producing or interacting in the target language while their attention is principle focused on meaning rather than from”. (Artinya perhatian merupakan kesadaran yang menyertai aktivitas individu yang ditujukan kepada obyek yang ada sekitarnya, di mana sebagian dari sebuah pekerjaan di kelas yang meliputi pemahaman, interaksi, pengelolaan informasi atau interaksi pengelolaan informasi yang akan diterima dalam target bahasa yang hasilnya ditujukan dalam arti dan bentuk yang lain).
2) Kegiatan-kegiatan lisan
Kegiatan lisan pada proses pembelajaran dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan secara wujud penafsiran dalam interaksi belajar melalui komunikasi lisan. Mengemukakan suatu pakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi merupakan kegiatan lisan. Dengan indikatornya :
a) Mengemukakan pendapat
Mengemukakan pendapat merupakan aktivitas lisan, yaitu menyatakan pendapatnya tentang hal-hal yang belum dipahami atau tentang sesuatu yang belum jelas atau yang tidak diketahuinya.
b) Mengajukan pertanyaan kepada guru
Mengajukan pertanyaan kepada guru merupakan aktivitas lisan yang ditujukan kepada guru untuk mendapatkan penjelasan tentang materi pelajaran yang belum jelas atau suatu tugas yang dikerjakan karena belum paham.
c) Menjawab pertanyaan.
Menjawab pertanyaan adalah merupakan interaksi yang terjadi antara siswa dan guru atau interaksi antara siswa dengan siswa dalam bentuk tanya jawab, di mana dalam pelaksanaannya guru memberi pertanyaan kepada salah satu siswa, sedangkan siswa yang lain juga bersiap-siap untuk berusaha mencari jawaban, sehingga interaksi dalam kegiatan proses belajar mengajar akan tampak aktivitas siswa sedang memerlukan waktu untuk berpikir, yaitu mengingat tentang materi pelajaran yang pernah guru sampaikan.
d) Mengadakan interupsi.
Mengadakan interupsi adalah merupakan aktivitas lisan, yang cepat dan tanggap dengan suatu persoalan yang dianggapnya menyimpang atau perlu penegasan, dalam hal ini tidak sembarangan, karena sudah menjadi suatu keyakinan dan kebenaran, maka dia berani mengadakan interupsi, karena akan berakibat fatal bila yang dipandangnya dianggapnya menyimpang dari koridor yang sudah ditetapkan atau disepakati bersama.
3) Kegiatan-kegiatan mendengar
Aktivitas mendengar adalah merupakan keaktifan berfungsinya kemampuan telinga sebagai alat untuk mendengar apa yang guru sampaikan atau jelaskan.
mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio merupakan kegiatan mendengar. Dengan indikatornya :
a) Mendengar penjelasan guru.
Mendengar penjelasan guru merupakan aktivitas yang bersamaan dengan aktivitas memperhatikan penjelasan guru, ketika guru memberikan materi tertentu dari suatu mata pelajaran semua perhatian tertuju kepada guru.
b) Mendengar pengarahan guru.
Mendengar pengarahan guru adalah merupakan hal yang penting bagi siswa, karena pengarahan adalah pesan singkat yang disampaikan oleh guru untuk mengerjakan suatu tugas yang akan dikerjakan, bila siswa kurang mendengar pengarahan itu, ia akan melakukan banyak kesalahan, dan bahkan tidak tahu sama sekali.
4) Kegiatan-kegiatan menulis
Aktivitas menulis merupakan suatu perbuatan yang bersifat inisiatif yang muncul dari dalam diri seseorang, karena tulisan adalah bentuk hasil dari proses berpikir yang diekpresikan, sehingga dengan melalui tulisan tersebut orang lain dapat mempelajarainya. Adapun kegiatan menulis diantaranya : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket. Dengan indikatornya :
a) Membuat makalah
Membuat makalah adalah salah satu bentuk aktivitas menulis, dalam kegiatannya adalah mulai dari meramu sumber-sumber buku yang berbeda, kemudian ditelaah isinya dan dicatat ulang.
b) Membuat resume
Membuat resume/ ringkasan merupakan aktivitas menulis yang dilakukan oleh siswa secara langsung, tentang materi pelajaran yang sedang dipelajarinya.
c) Membuat laporan
Membuat laporan adalah merupakan aktivitas menulis, karena hasil dari pengamatan, atau diskusi yang dilakukan, memerlukan sebuah laporan tertulis yang harus disajikan
d) Membuat catatan
Membuat catatan adalah hal yang sangat penting dalam kegiatan proses belajar dan pembelajaran, karena catatan adalah sewaktu-waktu dapat digunakan untuk membantu mengingat kembali.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang dapat bernilai benar ataupun salah. Menurut suryabrata (2010:21), hipotesis adalah: “ jawaban sementara masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris”. Hipotesis dalam penelitian adalah:
1. Hipotesis alternatif (Ha), berbunyi: “kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran berkorelasi signifikan dengan aktivitas belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya.
2. Hipotesis nol (H0), berbunyi:” kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran tidak berkorelasi signifikan dengan aktivitas belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya.
|
KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN BAHAN PELAJARAN DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
A. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Bahan Pelajaran.
22
|
Pengertian kompetensi ini, jika digabungkan dengan sebuah profesi yaitu guru atau tenaga pengajar, maka kompetensi guru mengandung arti kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak atau kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Pengertian kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.
1. Pengertian pengelolaan bahan pelajaran
Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Definisi pengelolaan oleh para ahli terdapat perbedaan – perbedaan hal ini disebabkan karena para ahli meninjau pengertian dari sudut yang berbeda- beda. Ada yang meninjau pengelolaan dari segi fungsi, benda, kelembagaan dan yang meninjau pengelolaan sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari pada prinsipnya definisi- definisi tersebut mengandung pengertian dan tujuan yang sama. Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli yakni menurut Wardoyo (1980:41), memberikan definisi sebagai berikut pengelolaan adalah suatu rangkai kegiatan yang berintikan perencanaan ,pengorganisasian pengerakan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya .
Menurut Harsoyo (1977:121), pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata “kelola” mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk mengali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya. Dari uraian diatas
dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang bertujuan menggali dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi yangtelah ditentukan.
Menurut Sofan Amri & Lif Khoiru Ahmadi (2010:159), bahan pelajaran adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi pelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb. (Ibu kota Negara RI adalah Jakarta; Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945). Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek (Contoh kursi adalah tempat duduk berkaki empat, ada sandaran dan lengan-lengannya). Ditinjau dari pihak guru, materi pelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pengelolaan bahan pelajaran adalah suatu usaha mengatur atau memanagement segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas agar proses belajar mengajar sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip pengajaran dan tercapainya tujuan pengajaran secara efektif dan efisien yang diawali dari perencanaan dan strategi dan diakhiri dengan evaluasi.
Pengelolaan bahan pelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Dimyati & Mudjiono (2002:33) menyatakan “Bahan belajar dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi pendidikan tersebut dapat berupa pengetahuan perilaku, nilai, sikap dan metode pemerolehan”. Sebelum pengelolaan bahan pelajaran, guru memiliki peran penting dalam memilih bahan belajar. Menurut pendapat Dimyati & Mudjiono (2002:34) pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan guru dalam memilih bahan belajar adalah sebagai berikut :
a. Apakah isi bahan belajar sesuai dengan sasaran belajar? Jika tidak sesuai, adakah bahan pengganti yang sederajat dengan program?
b. Bagaimana tingkatan kesukaran bahan belajar bagi siswa? Jika bahan belajar tergolong sukar, maka guru perlu “membuat mudah” bahan tersebut bagi siswa. Guru dapat menunjuk bahan prasyarat, menambah waktu belajar dan menggunakan berbagai sumber lain.
c. Apakah isi bahan belajar tersebut menuntut digunakannya strategi belajar mengajar tertentu? Jika siswa “telah menangkap” isi bahan belajar dengan baik, apakah guru masih harus menceramahkan bahan tersebut di kelas? Dalam hal ini, guru diharapkan menyesuaikan strategi belajar mengajar dengan bahan belajar.
d. Apakah evaluasi hasil belajar sesuai dengan bahan belajar tersebut? kemampuan-kemampuan pada ranah-ranah kognitif, afektif, psikomotorik manakah yang dikandung oleh bahan belajar? Sebagai ilustrasi, kemampuan melakukan gerakan kompleks tidak dapat dievaluasi dengan menggunakan tes yang memilih benar-salah.
Mengapa guru perlu mengelola bahan pelajaran ? guru harus memiliki atau menggunakan bahan pelajaran yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran, tuntutan pemecahan masalah belajar. Adapun bahan pelajaran disusun dengan tujuan:
a. Menyediakan bahan pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan pelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan pelajaran disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Manfaat bagi guru:
a. Diperoleh bahan pelajaran yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik,
b. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yagn terkadang sulit diperoleh,
c. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan referensi,
d. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalamana baru dalam menulis bahan pelajaran,
e. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik kerena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
f. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
Dalam mengelola bahan pelajaran, guru perlu merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu ‘unjuk kemampuan/mendemonstrasikan kinerja (performance)’ sebagai hasil belajar. Inti dari penyediaan tugas menantang ini adalah penyediaan seperangkat pertanyaan yang mendorong siswa bernalar atau melakukan kegiatan ilmiah. Para ahli menyebutkan jenis pertanyaan ini sebagai ‘pertanyaan produktif’. Karena itu, dalam pengelolaan bahan pelajaran guru perlu memiliki kemampuan merancang pertanyaan produktif dan mampu menyajikan pertanyaan sehingga memungkinkan semua siswa terlibat baik secara mental maupun secara fisik.
2. Aspek-aspek pengelolaan bahan pelajaran
Selanjutnya Masnur Muslich (2009:57) Menyatakan :“Sedikitnya ada tiga hal strategis yang perlu dikuasai guru dalam pengelolaan bahan pelajaran, yaitu penyediaan pertanyaan yang mendorong berpikir dan berproduksi, penyediaan umpan balik yang bermakna dan menyediakan penilaian yang memberikan peluang semua siswa mampu melakukan unjuk perbuatan”. Adapun penjelasannya menurut Masnur Muslich (2009:57-60) sebagai berikut :
a. Penyediaan pertanyaan yang mendorong berpikir dan berproduksi.
Alat mengajar yang paling murah tetapi ampuh adalah bertanya, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa. Dampak tersebut menurut Moh. Uzer Usman (2001:74) adalah :
1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar
2) Mengembangkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan
3) Mengembangkan pola berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik
4) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Pertanyaan dapat membuat siswa berpikir. Apa tujuan Saudara sebagai guru bertanya kepada siswa?
TABEL 2.1
TUJUAN BERTANYA KEPADA SISWA
Tujuan bertanya
|
Mengharap jawaban
benar ?
|
Akibatnya siswa sering
tidak berani menjawab pertanyaan guru sekalipun jawabannya mudah
|
Mengharap siswa
berpikir dan berbuat ?
|
Seberapa besar
kemungkinan siswa menjawab jika mereka tidak yakin jawabannya benar?
|
Jika salah satu tujuan mengajar adalah mengembangkan potensi siswa untuk berpikir maka tujuan bertanya hendaknya lebih pada merangsang siswa berpikir. Merangsang berpikir dalam arti’‘merangsang siswa menggunakan gagasan sendiri dalam menjawabnya’ bukan mengulangi gagasan yang sudah dikemukakan guru. Kategori pertanyaan yang termasuk jenis pertanyaan ini antara lain pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup, pertanyaan produktif dan pertanyaan imajinatif. Pertanyaan ini dapat digunakan untuk tujuan merangsang siswa berpikir.
Pertanyaan hendaknya dirumuskan sedemikian rupa sehingga siswa melakukan kegiatan meramal (prediksi), mengamati (observasi), menilai diri/karya sendiri (intropeksi diri), atau menemukan pola/hubungan. Ada yang menyatakan “Jika Anda mengajukan pertanyaan yang baik, sungguh anda telah mengajar secara baik”. Tujuan guru bertanya hendaknya tidak sekadar, bahkan mungkin harus dihindari, mengharapkan jawaban benar, tetapi lebih untuk merangsang siswa berpikir dan berbuat. Mengharapkan jawabannya benar hanya akan membuat siswa tidak berani menjawab jika mereka tidak merasa yakin bahwa jawabannya benar, berikut kategori pertanyaan beserta contohnya yang diperkirakan dapat merangsang siswa berpikir.
TABEL 2.2
PENYEDIAAN PERTANYAAN YANG MENDORONG BERPIKIR DAN
BERPRODUKSI
Kategori Pertanyaan
|
Arti
|
Contoh
|
Terbuka
|
Pertanyaan yang
memiliki lebih dari satu jawaban benar
|
Mengapa ibukota
Indonesia Jakarta?
|
Tertutup
|
Pertanyaan yang memiliki hanya satu jawaban
benar
|
Apa nama ibukota Indonesia?
|
Produktif
|
Pertanyaan yang hanya dapat dijawab melalui pengamatan,
percobaan, atau penyelidikan.
|
Berapa halaman kertas diperlukan untuk menghabiskan
sebuah spidol ini?
|
Tidak Produktif
|
Pertanyaan yang dapat dijawab hanya dengan melihat, tanpa
melakukan pengamatan, percobaan, atau penyelidikan
|
Apa nama benda ini?
|
Imajinatif/
|
Interpretatif Pertanyaan yang jawabannya di luar benda/gambar/kejadian
yang diamati
|
(Diperlihatkan gambar gadis termenung di pinggir
laut) kemudian diajukan pertanyaan: Apa yang sedang dipikirkan gadis
tersebut?
|
Faktual
|
Pertanyaan yang jawabannya dapat dilihat pada
benda/kejadian yang diamati
|
Apa yang dipakai gadis tersebut?
|
Merangsang berpikir menurut Masnur Muslich (2009:57), dalam arti “Merangsang siswa menggunakan gagasan sendiri dalam menjawabnya, bukan mengulangi gagasan yang sudah dikemukakan guru”. Adapun pertanyaan yang dimaksud berupa :
1. Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka menurut Abdul Majid (2008:160), “suatu bentuk pertanyaan dimana seseorang (guru) memberikan pertanyaan yang memungkinkan orang lain (siswa) memberikan jawaban yang bervariasi”. Jawaban yang diberikan oleh siswa biasanya sesuai dengan pengetahuan ataupun pengalaman yang dimilikinya mengenai pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan bentuk ini memungkinkan siswa berpikir, menggali seluruh kemampuan yang dimilikinya untuk memberikan jawaban. Sementara itu, jawaban yang diberikan oleh siswa tidak memiliki standar kebenaran mutlak benar atau salah, sebab jawaban tersebut akan sangat variatif.
2. Pertanyaan Tertutup
Berbeda dengan pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup menurut Hasibun dan Moedjiono (2008:62), adalah “bentuk pertanyaan yang hanya menghendaki satu jawaban yang pasti”. Guru memiliki kunci jawaban yang tepat hanya satu macam saja. Dengan demikian siswa tidak dimungkinkan untuk memberikan improvisasi dalam memberikan jawaban. Biasanya pertanyaan seperti dipergunakan untuk melihat sejauh mana pengetahuan siswa mengenai sesuatu jadi, pertanyaan seperti ini biasanya lebih menekankan pada aspek kognitif tingkat rendah.
3. Pertanyaan Produktif
Pertanyaan produktif menurut Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2009:33) adalah “satu bentuk pertanyaan yang memungkinkan guru untuk menggali seluruh potensi siswa di dalam menjawabnya”. Dalam pertanyaan produktif ini siswa dimungkinkan untuk melakukan kontruksi atas pengetahuan siap yang dimilkinya dan memberikan jawaban yang sesuai. Biasanya pertanyaan seperti ini bertujuan untuk menggali kemampuan siswa dalam menganalis dan mensintesis berbagai pengetahuan yang ada di dalam dirinya, sehingga pertanyaan seperti ini termasuk dalam kategori tingkat tinggi.
4. Pertanyaan Imajinatif/Interpretatif
Pertanyaan imajinatif menurut Akhmad Sudarajat (www.suaraguru.com) adalah “pertanyaan yang tidak meminta jawaban sesuai dengan apa yang dilihat oleh siswa, tetapi apa yang tersembunyi dari fakta yang dilihat. Siswa diminta untuk membayangkan apa yang terjadi di balik suatu peristiwa”. Umpanya seorang guru memperlihatkan gambar Presiden RI yang sedang duduk memandang ke sekelompok orang. Pertanyaan yang diajukan guru bukanlah, “apa yang dilakukan oleh Presiden RI itu?” melainkan, “menurutmu, apa yang sedang dipikirkan oleh presiden RI itu?. Pertanyaan seperti ini memungkinkan siswa berimajinasi (berkhayal). Jawaban yang akan diberikan akan sangat bervariasi, dan tidak ada kriteria mutlak untuk menentukan benar salahnya jawaban meraka.
5. Pertanyaan Faktual
Sebagai kebalikan dari pertanyaan imajinatif, maka pertanyaan faktual menurut Akhmad Sudrajat (www.suaraguru.com) adalah “pertanyaan yang menutup jawaban yang sesuai dengan fakta yang ada”. Misalnya guru menanyakan, apa yang terjadi pada saat terkuaknya kasus Bibit-Hamzah. Maka faktanya adalah bahwa ternyata ada pertentangan di antara beberapa lembaga hukum di Indonesia. Dengan demikian, maka jawaban yang diminta oleh guru harus sesuai dengan fakta yang terjadi sebenarnya, bukan jawaban yang berasal dari imajinasi siswa itu sendiri. Dalam penilaiannya, pertanyaan sepserti ini juga memiliki standar jawaban yang mutlak.
Pertanyaan hendaknya dirumuskan sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan beberapa kegiatan. Menurut Masnur Muslich (2009:58) menyatakan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa apabila pertanyaan dirumuskan sedemikian rupa, antara lain :
1) Kegiatan meramal (prediksi)
2) Kegiatan mengamati (observasi)
3) Kegiatan menilai diri/karya sendiri (intropeksi)
4) Kegiatan menemukan pola/hubungan
Selanjutnya menurut Mc. Queen (1992:49) menyatakan “A teacher’s statement on something that student done is requierely need in respons comment, or other”. (artinya pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan siswa sangat diperlukan baik berupa tanggapan, komentar ataupun yang lainnya). Melihat pernyataan tersebut, tujuan guru bertanya hendaknya tidak sekedar bahkan harus menghindari mengharapkan jawaban benar, tetapi lebih untuk merangsang siswa berpikir dan berbuat. Mengharapkan jawaban benar hanya akan membuat siswa tidak berani menjawab jika mereka tidak merasa yakin bahwa jawabannya itu benar.
b. Penyediaan umpan balik yang bermakna
Perilaku lain, selain bertanya yang bermutu, yang dianggap penting adalah pemberian umpan balik. Guru sudah seharusnya menerapkan suatu strategi agar terciptanya umpan balik yang bermakna antara guru dan siswa. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno (2007:99) mengemukakan “Umpan Balik yang diberikan oleh anak didik selama pelajaran berlangsung ternyata sangat beragam, baik kualitas maupun kuantitasnya, tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh guru”.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:159), yang dimaksudkan dengan umpan balik adalah “ransangan atau tanggapan yang diberikan baik oleh siswa maupun guru terhadap suatu proses atau kejadian yang berlangsung dalam proses pembelajaran”. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:171) menyebut umpan balik sebagai “tindakan yang dilakukan oleh siswa menanggapi apa yang disampaikan oleh guru”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan umpan balik adalah tanggapan yang diberikan oleh siswa di dalam proses pembelajaran atas stimulus yang diberikan oleh guru.
Sejalan dengan pendapat di atas Masnur Muslich (2007:77) mengemukakan “Penyedian umpan balik yang bermakna merupakan pernyataan atau pertanyaan guru yang didasarkan pada perilaku siswa yang bisa mendorong siswa untuk menyadari perilakunya. Umpan balik yang dimaksud adalah respon/reaksi guru terhadap perilaku siswa. Apa yang dilakukan guru ketika siswa bertanya? Ketika siswa berpendapat? Ketika siswa menunjukkan hasil kerja? Ketika siswa membuat kesalahan? Umpan balik yang baik adalah respon guru yang bersifat tidak ‘memvonis’. “Salah!”, “Bukan!”, “Tidak”!”, “Baik!”, atau “Betul!”, merupakan umpan balik yang memvonis.
Berikut adalah contoh umpan balik yang tidak memvonis.
TABEL 2.3
UMPAN BALIK YANG TIDAK MEMVONIS
Perilaku siswa
|
Umpan balik dari Guru
|
Bertanya: “Pak/Bu, apakah di Mars ada kehidupan?”
|
Bertanya balik:”“Menurutmu, bagaimana?”
|
Memberikan pendapat: “Di Mars pasti ada kehidupan?”
|
Bertanya: “Mengapa kamu berpendapat seperti itu?”
Mengungkapkan kontradiksi
|
Mengerjakan sesuatu berbeda dari biasanya/yang
seharusnya
|
Mengerjakan sesuatu berbeda dari biasanya/yang
seharusnya
|
Berargumentasi
|
• “Saya paham, ini penting bagimu”
• “Ini alasan yang saya tidak banyak tahu”
• “Kau telah meyakinkanku”
•
“Argumentasimu masuk akal, bagaimana
pendapat
temanmu?”
|
Umpan balik yang bersifat memvonis menjadikan siswa tergantung pada guru. Ucapan siswa yang berbunyi: “Pak/Bu, ini betul tidak?” “Ini boleh tidak?” merupakan ungkapan yang menunjukkan ketergantungan siswa kepada guru. Mereka tidak dapat atau tidak berani memutuskan/menilai sendiri apa yang dilakukannya. Sedangkan umpan balik yang tidak memvonis membuat siswa merasa dihargai, dapat berpikir, dan bertanggung jawab untuk menilai mutu gagasan sendiri.
Tujuan diberikannya umpan balik menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:172) adalah:
1) Agar terjadi interaksi yang lebih intensif dalam proses pembelajaran.
2) Agar guru dapat menentukan tindakan yang dapat dilakukan sebagai reaksi dari respon siswa.
Adanya umpan balik yang diberikan oleh siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung pada dasarnya akan membuat interaksi belajar-mengajar di dalam kelas menjadi lebih intensif. Hal ini disebabkan dengan adanya umpan balik dari siswa maka secara tidak langsung sebenarnya sudah mengikuti proses pembelajaran. Jika siswa mengikuti pembelajaran dengan perhatian yang penuh, maka mereka akan dengan mudah memberikan umpan balik terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian, guru tidak perlu membuang waktu dan tenaga untuk memberikan penjelasan yang bertele-tele supaya siswa memahami apa yang disampaikannya.
Adanya umpan balik yang diberikan siswa pada satu sisi memberiakan nilai positif bagi guru. Adanya umpan balik tersebut membuat guru dapat menentukan reaksi apa yang akan diberikannya atas umpan balik yang diberikan oleh siswa atas stimulus yang telah diberikan sebelumnya.
Manfaat yang dapat diberikan oleh adanya umpan balik ini menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:161) adalah:
1) Dapat menggairahkan proses pembelajaran karena adanya interaksi timbal balik antara guru dengan siswa.
2) Guru dapat mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa.
Manfaat yang dapat diberikan oleh umpan balik tersebut memilki arti yang cukup besar di dalam proses pembelajaran. Untuk itu, pemberian umpan balik siswa dalam proses pembelajaran hendaknya dapat senantiasa dilakukan oleh guru. Untuk itu, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:162) menyatakan hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah “dengan memancing persepsi siswa, dengan menggunakan teknik penggunaan alat bantu yang akseptabel dan memilih jenis motivasi yang akurat”. Adapun penyedian umpan balik yang bermakna sebagai berikut :
1. Memancing Persepsi Siswa
Seorang guru dapat memancing atau mengetahui persepsi atau tanggapan siswa terhadap materi pembelajaran atau proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:158), “Untuk mengetahui persepsi seseorang siswa terhadap materi pembelajaran, guru dapat menggalinya melalui pengetahuan siswa dan minat siswa terhadap materi belajar”. Berikut ini diuraikan hal-hal dimaksud.
a. Pengetahuan siswa
Siswa adalah makhluk individual. Siswa adalah orang yang mempunyai kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembengan dan pertumbuhan siswa mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Hal ini sejalan dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:161) yang menyebutkan bahwa:
Perkembangan dan pertumbuhan siswa itu sendiri dipengaruhi lingkungan di mana siswa hidup berdampingan dengan orang lain disekitarnya dan dengan alam lingkungan hidup lainnya. Itulah sebabnya, siswa sebagai mahkluk individual suatu waktu hidup berdampingan dengan semua orang dalam lingkup kehidupan sosial di masyarakat.
Kehidupan sosial di masayarakat tidak selalu sama, tapi ada juga perbedaannya. Perbedaan itu menurut S. Nasution (2004:72) “dilihat dari aspek tingkat usia, pekerjaan, jabatan, tingkat kekayaan, pendidikan, sosiologis, geografis, frofesi dan sebagainya”. Dalam stratifikasi sosial yang demikian itulah siswa hidup dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sikap, perilaku dan pendangan hidup siswa dipengaruhi oleh lingkungan yang membentuknya. Pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sesuai dengan apa yang dia dapatkan dari lingkungan kehidupannya sebelum masuk sekolah. Siswa yang terbiasa hidup dikota tentu lebih maju dan luas pengetahuannya daripada siswa yang tinggal di desa. Karena perkembangan dan kemajuan teknologi lebih cepat menyebar di perkotaan daripada pedesaan.
Latar belakang kehidupan sosial siswa penting untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan mengetahui dari mana siswa berasal, dapat membantu guru memahami jiwa siswa. Pengalaman apa yang telah dipunyai siswa adalah hal yang sangat membantu untuk meransang perhatian siswa. Siswa biasanya senang membicarakan hal-hal yang menjadi kesenangannya.
Dalam mengajar, pada saat yang tepat, guru dapat memanfaatkan hal-hal yang menjadi kesenangan siswa untuk diselipkan dalam melengkapi isi dari materi pembelajaran yang disampaikan. Tentu saja pemanfaatannya tidak sembarangan, harus sesuai dengan materi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat S. Nasution (2004:72), “pendekatan realisasi ini dirasakan keampuhannya untuk memudahkan pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang belum pernah didapatkan dan masih asing baginya, mudah diserap bila penjelasannya dikaitkan dengan persepsi siswa.
Berdasarkan hal tersebut, maka upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk memperoleh umpan balik dengan merangsang persepsi siswa adalah dengan cara:
(a) Mengenal latar belakang siswa
(b) Mengajak siswa membicarakan hal-hal yang menjadi kesenangan siswa.
b. Minat siswa
Tidak adanya minat seorang siswa terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecekapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus siswa banyak menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu, pelajaran pun tidak pernah terjadi proses di dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:76), “ada tidaknya minat terhadap sesuatu pelajaran dapat dilihat dari cara siswa mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan atau tidaknya serta memberikan tanggapan (umpan balik) atau tidaknya siswa dalam pembelajaran itu”. Dari tanda-tanda itu seorang guru dapat menemukan apakah sebab kesulitan belajarnya disebabkan karena tidak adanya minat atau oleh sebab yang lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka Thomas F. Staton sebagaimana dikutip oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, (2004:77) menyatakan, “there are some efforts teachers can do to know their students interest, i.e. (a) Looking at how they follow the intructional process; (b) Checking out their notes on the matters; (c) Asking their responses on intructional matters” (upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui minat siswa adalah dengan cara (a) Memperhatikan cara siswa mengikuti proses pembelajaran, (b) memeriksa catatan siswa, (c) Meminta tanggapan siswa atas materi pembelajran yang disampaikan).
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk membangkitkan minat belajar siswa sebagaimana diuraikan oleh Zuldafrial (2009:88):
1) Menggunakan cara atau metode dan media mengajar yang bervariasi.
2) Memilih bahan yang menarik minat dan dibutuhkan siswa
3) Memberikan sasaran antara
4) Memberikan kesempatan untuk sukses
5) Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan
6) Adakan persaingan sehat
2. Menggunakan Alat Bantu Yang Akseptabel
Penggunaan alat bantu yang akseptabel diperlukan oleh guru di dalam upayanya memancing persepsi siswa. Upaya tersebut menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:160), di antaranya adalah “penggunaan bahasa yang menarik dan menggunakan alat bantu yang bervariasi”. Berikut ini akan diuraikan secara ringkas alat bantu yang akseptabel tersebut.
a. Penggunaan bahasa yang menarik
Untuk seorang guru yang kurang terbiasa berbicara dan kurang pandai memilih kata serta kalimat yang dapat mewakili isi pesan yang disampaikan dari setiap materi pembelajaran, akan mengalami kesulitan untuk menghantarkan siswa menjadi orang yang paham atas materi yang dibelajarkan itu. Dipaksakan juga adalah perbuatan yang sia-sia. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:164), “dalam proses pembelajaran guru hendaknya mengupayakan agar menggunakan bahasa yang paling mudah dimengerti oleh siswa dan mengupayakan bahasa yang dipergunakan menarik minat siswa”.
Siswa yang menyadari bahwa dirinya sukar menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, biasanya tidak atau kurang memperhatikan pembelajaran itu. Siswa cenderung menunjukkan sikap acuh tak acuh atas apa yang disampaikan oleh guru. Guru yang hanya mengajar dan tanpa memperhatikan mengerti tidaknya siswa terhadap materi materi pembelajaran yang disampaikan, akan mandapatkan reaksi negatif dari siswa. Siswa kurang senang. Umpan balik dari siswa pun tidak terjadi.
b. Alat bantu bervariasi
Dalam proses pembelajaran, menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994:96), “guru yang menyadari kelemahan dirinya untuk menjelaskan isi dari materi pembelajaran yang disampaikan sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk membantu memperjelas isi dan bahan”. Fakta, konsep, atau prinsip yang kurang dapat dijelaskan lewat kata-kata atau kalimat dapat diwakilkan kepada alat bantu untuk menjelaskannya. Dengan demikian, kelemahan metode ceramah tertutupi. Alat bantu yang cocok dapat mengkongkretkan masalah yang rumit dan kompleks menjadi seolah-olah sederhana. Penjelasan yang guru berikan ditambah dengan menghadirkan alat bantu lebih mendukung untuk menguraikan fakta, konsep, atau prinsip. Efektifitas pemahaman siswa lebih terjamin. Aliran realisme sangat mendukung penggunaan alat bantu dalam pembelajaran.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994:94), “menurut aliran realisme, belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan alat bantu yang mendekati realistis. Lebih banyak sifat alat bantu yang menyerupai realitas, makin mudah terjadi belajar pada siswa”. Dengan demikian, maka untuk memperoleh umpan balik dari siswa menurut Jean Piaget (Dimyati dan Mudjiono, 2002:219), “teacher need to make an effect ini using varied teaching aids which can use to make intentions from sutdents” (guru perlu mengupayakan menggunakan alat bantu yang bervariasi dapat menarik perhatian siswa).
Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994:97), “yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai kehadiran alat bantu lebih menarik daripada pembelajaran yang akan diberikan”. Bila hal ini terjadi, maka sebaiknya guru berusaha mengalihkan perhatian siswa ke materi yang akan dijelaskan dengan memanfaatkan alat bantu itu. Di sini alat bantu dijadikan sebagai taktik untuk meningkatkan konsentrasi siswa terhadap materi pembelajaran, bukan sebagai tujuan bagaimana alat bantu itu dibuat. Tujauan belajar siswa bukan untuk mengetahui bagaimana dapat menguasai materi pembelajaran dengan tuntas.
Dengan demikian, dapat dilihat bahwa alat bantu yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai taktik yang jitu untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar yang berkelanjutan.
3. Pemberian Motivasi
Proses pembelajaran adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan siswa. Manurut Nana Syaodih (2001:89), “agar siswa senang dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi yang ada”. Hanya sayangnya, tidak semua keinginan guru terkabul semua karena berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah salah satu faktor penyebabnya. Untuk itu, dalam upaya membangkitan gairah belajar siswa, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1994:38), ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu:
1) Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar;
2) Menjelaskan secara konkret pada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pembelajaran;
3) Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dapat dicapai siswa sehingga dapat meransang untuk mendapat prestasi yang baik dikemudian hari;
4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik;
5) Membantu kesulitan belajar siswa secara individual dan kelompok; dan
6) Menggunakan meteode yang bervariasi.
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat siswa terhadap materi yang dibelajarkan sebagaimana dijelaskan oleh Roestiyah N.K. (2001:78), yakni “pemberian angka, pemberian pujian, gerakan tubuh, serta memberitahu hasil belajar siswa”. Keempat hal tersebut diuraikan berikut:
a. Memberi angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar siswa. Angka yang diberikan biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru. Menurut Dorothy A. Woods sebagaimana dikutip oleh Ign. Masidjo (1995:27), “points that the teachers give to the student are good motivation to stimulate to make them increase their achivements “(artinya:angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan ransangan kepada siswa untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka).
Angka atau nilai yang baik memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar. Angka yang tinggi cenderung untuk dipertahankan siswa. Namun demikian, guru sebaiknya berhati-hati dalam memberikan angka. Berbagai pertimbangan perlu diperhatikan sebelumnya. Menurut Suharsimi Arikunto (1988:214),”pertimbangan tersebut diantaranya adalah apakah benar hasil yang dicapai siswa tersebut merupakan usaha siswa itu sendiri, bukan dari hasil menyontek’. Di sini kearifan guru dituntut agar memberikan perhatian tidak sembarangan, sehingga tidak merugikan siswa yang tidak betul-betul belajar. Bila tidak, maka siswa akan merasa kecewa atas sikap guru dan kemungkinan besar guru akan dibenci oleh siswa yang merasa dirugikan. Akhirnya, umpan balik yang diharapkan dari siswa yang merasa dirugikan itu tidak terjadi.
b. Pujian
Pujian adalah alat motivasi yang positif. Dalam kegiatan pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Pemberian pujian yang tepat akan menciptakan motivasi belajar yang lebih baik bagi siswa. Hal ini sejalan dengan pernyataan Zuldafrial (2009:93),
Iklim belajar dan pembelajaran yang kondusif dalam arti nyaman, aman, tenang dan menyenangkan merupakan prasyarat bagi berlangsungnya kegiatan belajar yang dinamis, kreatif dan produktif. Kondisi seperti ini akan meningkatkan hasil belajar siswa, karena siswa termotivasi dalam belajar dan belajar tanpa merasa tekanan.
Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan siswa. Siswa senang mendapatkan perhatian dari guru. Dengan pemberian perhatian, siswa merasa diawasi dan tidak akan dapat berbuat menurut sekehendak hatinya. Menurut Maman Rachman (2000:219). “pujian dapat berfungsi untuk mengarahkan kegiatan siswa pada hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran”.
Pemberian pujian harus betul-betul sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan. Maman Rachman (2000:220) menyatakan,”pujian yang secara berlebihan akan terkesan sebaliknya, yaitu pujian yang dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seorang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar”.
Pujian tidak hanya diberikan kepada seorang siswa, tetapi juga diberikan kepada semua siswa. Tetapi pujian tidak diberikan pada siswa sebelum mereka menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian, pujian dapat digunakan untuk mendapatkan umpan balik.
c. Gerakan tubuh
Gerakan tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, menggelang-gelengkan kepala, menaikkan tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari siswa.
Gerakan tubuh menurut Daryanto (2008:49), “merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar siswa, sehingga proses pembelajaran lebih menyenagkan”. Hal ini terjadi karena interaksi antara guru dengan siswa seiring untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa memberikan tanggapan atas stimulus yang guru berikan. Gerakan tubuh dapat meluruskan perilaku siswa yang menyimpang dari tujuan pembelajaran.
d. Mengetahui hasil
Ingin mengetahui adalah sifat yang sudah melekat dalam diri setiap orang. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha dengan cara apapun agar keinginannya itu menjadi kenyataan atau terwujud. Demikian pula halnya dengan siswa. Di dalam dirinya ada keinginan untuk mengetahui sesuatu. Dalam hal ini, Hamzah B.Uno (2007:162) menyatakan,”guru tidak harus mematikan keinginan siswa untuk mengetahui, tetapi memanfaatkannya untuk kepentingan pembelajaran”. Setiap tugas yang telah diselesaikan siswa dan telah diberi nilai (angka) sebaiknya guru bagikan kepada setiap siswa agar meraka dapat mengetahui prestasi kerjanya. Kebenaran kerja yang dilakukan oleh siswa dapat dipertahankan, sedangkan kesalahan kerja yang dilakukan oleh siswa dapat diperbaiki di masa mendatang.
Dengan mengetahui hasil dari apa yang telah dilakukan oleh siswa, apalagi hasilnya dengan prestasi yang tinggi, dapat mendorong siswa untuk mempertahankannya dan bahkan siswa berusaha untuk meningkatkannya dikemudian hari dengan cara giat belajar di rumah atau di sekolah. Jika di dalam setiap diri siswa sudah tertanam suatu dorongan untuk giat belajar, maka tidak akan sukar bagi guru untuk membelajarkan siswa.
Tetapi dengan mengetahui hasil bisa juga berdampak negatif bagi siswa. Siswa yang mengetahui hasil kerjanya dengan nilai yang rendah akan merasa kecewa. Untuk itu, guru diharapkan kearifannya dalam menyiakapi hal tersebut yakni dengan cara menanamkan pengertian kepada siswa dan apa yang harus dilakukan untuk menanamkan sikap positif pada diri siswa agar tidak kecewa dengan prestasi belajar yang rendah.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan umpan balik menjadi efektif, menurut Profesor Phil Ras (2008:108) mengemukakan “umpan balik paling efektif bila”:
a. Tepat waktu: lebih cepat lebih baik: Ada banyak penelitian berapa lama setelah acara pembelajaran yang diperlukan untuk efek umpan balik secara signifikan terkikis. Idealnya umpan balik harus diterima dalam satu atau dua hari, dan bahkan lebih baik hampir langsung, seperti yang mungkin (misalnya) dalam beberapa situasi belajar komputer-dibantu atau online, dan sama di beberapa tatap muka konteks. Sebuah tugas yang dipilih (seperti simulasi) dapat bahkan memberikan umpan balik langsung secara real time dalam tugas itu sendiri.
b. Dipersonalisasi: Umpan balik perlu sesuai prestasi masing-masing siswa, sifat individu, dan kepribadian. Global cara mengumpulkan dan mendistribusikan umpan balik generik dapat mengurangi besarnya kepemilikan dimana siswa mengambil alih umpan balik yang mereka terima, bahkan ketika kualitas dan jumlah umpan balik yang meningkat.
c. Memberdayakan: Jika umpan balik dimaksudkan untuk memperkuat dan mengkonsolidasikan pembelajaran, kita perlu pastikan tidak memiliki efek sebaliknya. Hal ini lebih mudah untuk memastikan ketika umpan balik positif, tentu saja, tetapi kita perlu melihat dengan cermat bagaimana cara terbaik kita dapat membuat kritis umpan balik sama memberdayakan bagi semua pembelajar. Kita tidak boleh lupa bahwa seringkali umpan balik diberikan dan diterima dalam suatu sistem di mana kekuasaan dimuat terhadap penyedia umpan balik daripada penerima.
d. Dirancang untuk membuka pintu, tidak menutup mereka: Dalam hal ini, kita harus sangat hati-hati dengan kata-kata yang kita gunakan ketika memberikan umpan balik kepada siswa. Jelas, kata-kata dengan seperti implikasi 'bahasa akhir' sebagai 'lemah' atau 'miskin' dapat menyebabkan kerusakan bisa diperbaiki dalam komunikasi antara penilai dan mahasiswa. Pertimbangkan meniarap Anda saran dalam hal apa yang siswa dapat lakukan untuk meningkatkan kinerja mereka.
e. Analitis: umpan balik Analytical unpicks dimensi kinerja dan menjelaskan mengapa mereka patut dipuji atau sebaliknya. Bahkan kata-kata positif seperti 'baik' dapat menyebabkan masalah. Mengapa sangat baik? Sebagai contoh, jika umpan balik pada bagian berikutnya dari pekerjaan adalah hanya 'sangat baik' - mengapa bukan bagus lagi? Dalam semua kasus seperti itu adalah lebih baik untuk memuji persis apa yang sangat baik atau sangat baik dalam sedikit lebih detail, daripada mengambil singkat dipotong hanya menggunakan kata sifat sendiri.
f. Konstruktif: Umpan balik yang memberikan bimbingan kepada siswa di daerah untuk meningkatkan untuk masa depan tugas secara signifikan dapat meningkatkan nilai peserta didik tempat di umpan balik. Terlalu sering, umpan balik terbatas pada spesifik tugas. Umpan balik yang efektif menggunakan isu-isu spesifik untuk menyoroti poin umum untuk masa depan - ini adalah masalah kunci jika siswa nilai umpan balik.
g. Dikelola: Ada dua sisi ini. Dari sudut pandang kami, merancang dan memberikan umpan balik kepada siswa dengan mudah dapat mengkonsumsi semua waktu dan energi yang kita miliki - itu adalah tugas yang tak ada habisnya. Tapi juga dari sudut siswa pandang, mendapatkan umpan balik terlalu banyak dapat mengakibatkan mereka tidak bisa memilah umpan balik penting dari rutinitas umpan balik, mengurangi kesempatan mereka untuk memperoleh manfaat dari umpan balik yang paling mereka butuhkan. Anda mungkin ingin untuk memasukkan umpan balik yang menunjukkan bahwa "hal yang paling penting yang perlu Anda lakukan
c. Penyediaan program penilaian yang memdorong semua siswa melakukan unjuk kerja.
Menurut pendapat Martinis Yamin (2011:270) menyatakan “Penilaian adalah mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang hasil belajar yang telah dicapai peserta didik”. Selanjutnya menurut Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri (2011:187) mengatakan “Penilaian merupakan pengumpulan informasi untuk menentukan kualitas dan kuantitas belajar peserta didik”. dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa panilaian adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh, serta menganalisis data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematik dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Menilai adalah mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa, tentang apa yang sudah dikuasai dan belum dikuasai siswa. Informasi tersebut diperlukan agar guru dapat menentukan tugas/ kegiatan atau bantuan apa yang perlu diberikan berikutnya kepada siswa agar pengetahuan, kemampuan, dan sikap mereka lebih berkembang lagi. Oleh karena itu, penilaian sebaiknya dilakukan secara alami dalam konteks guru mengajar dan siswa belajar, tidak diadakan secara khusus, dalam waktu yang khusus, terpisah dari kegiatan belajar-mengajar, seperti tes. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, penilaian jenis ini disebut penilaian berbasis kelas. Penilaian yang dilakukan dalam keadaan khusus diragukan ketepatan hasilnya dalam menggambarkan keadaan siswa yang sebenarnya, karena keadaan khusus dapat merupakan tekanan psikologis sehingga siswa merasa cemas dalam menghadapinya. Bila dari hasil mengerjakan tugas dapat diketahui kemampuan apa saja yang sudah dikuasai siswa, apakah tes masih diperlukan?
Jika penilaian dimaksudkan untuk mengukur belajar siswa dan belajar itu unik bagi tiap siswa, maka modus/medium untuk penilaian tidak cukup satu jenis. Satu jenis tugas dapat mengungkap hasil belajar seseorang siswa, tetapi belum tentu bagi siswa lain.
Berikut penyediaan program penilaian yang mendorong semua siswa melakukan unjuk kerja menurut Tory Sawyer (http://at.boisestate.edu/default.asp):
1. Pra-Pengujian
Anda mungkin merasa terbantu untuk mengetahui apakah siswa Anda memenuhi pengetahuan dasar dan tingkat keterampilan yang diperlukan untuk mempelajari materi Anda. Gunakan tes pra-untuk mencari tahu. Pra-tes sering dipasangkan dengan bahan perbaikan.
Beberapa instruktur menawarkan diri penilaian pra-tes sebelum hari awal kelas dan cara menawarkan siswa untuk mengejar ketinggalan sebelum hari pertama. Lain menyediakan waktu selama minggu pertama bagi siswa untuk melakukan hal-hal seperti itu. Atau, Anda bisa pre-test sebelum setiap minggu modul, atau topik.
3. Penilaian Subjektif
Dalam penilaian subjektif penilaian guru menentukan grade. Ini termasuk tes-tes esai. Tes esai memakan waktu lebih lama untuk menjawab dan mereka mengambil lebih lama untuk kelas dari pertanyaan obyektif dan karena itu hanya mencakup sejumlah kecil pertanyaan, berfokus pada konsep-konsep yang kompleks.
B. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Dalam usaha meningkatkan belajar siswa, maka unsur-unsur yang sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar yang dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa adalah :
1. Kegiatan-kegiatan visual
Kegiatan visual dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan aktivitas belajar yang dilakukan siswa berkaitan dengan indera penglihatan. Kegiatan visual dalam belajar dapat dikembangkan melalui metode penampilan gambar, peragaan dan demonstrasi. Depdikbud (1995 : 42) menyatakan bahwa: “Cara penyajian materi melalui peragaan, dapat berupa cara kerja, perilaku tertentu dan sebagainya”
Melalui peragaan “siswa memperoleh penjelasan contoh perilaku tertentu dalam artian menanamkan aspek afektif” (Depdikbud, 1995 : 43). Setelah memiliki pemahaman materi pembelajaran Sejarah yang bersifat afektif siswa dapat berpeluang untuk dapat mengimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan visual yang dikembangkan kedalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara lain adalah memperhatikan peragaan dan membaca uraian materi.
a. Membaca
Aktivitas membaca dalam belajar merupakan kegiatan siswa dengan menggunakan kemampuan mengamati dengan cara membaca pelajaran. Aktivitas membaca dalam belajar sangat erat hubungannya sebab dengan membaca siswa akan dapat memperoleh informasi tentang pelajaran untuk meningkatkan kecerdasan siswa. Menurut Slameto (1991:83) mengartikan bahwa ;”membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan adalah membaca”. Sejalan dengan menurut Depdikbut, (1990:44)” belajar sangat erat kaitannya dengan membaca. Dengan membaca orang dapat memperoleh informasi tentang pendapat, pengetahuan, dan pengalaman orang lain. Dengan membaca akan memperoleh inspirasi dan gagasan tertentu, dan keinginan belajar bertambah kuat.
Selain itu dengan membaca membutuhkan kemampuan berupa penginderaan, pikiran, dan perasaan agar apa yang dipelajari mudah dipahami dan diingat oleh siswa. Sebagaimana pendapat lain S.Winataputra, (2001:24) mengatakan bahwa :” Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas dan pikiran dalam perasaannya itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh orang yang bersangkutan (orang yang sedang belajar). Yang diamati oleh guru ialah manfestasinya, yaitu siswa sebagai aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
b. Memperhatikan penjelasan guru
Wujud lain dari aktivitas visual adalah perhatian siswa terhadap penjelasan guru. Perhatian sangat berperan dalam proses pembelajaran. Anderson, K.E. Rakmat, J.(2008:58) mengartikan perhatian sebagai :”proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi stimuli menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah”. Nunan (1989:10) mengatakan ;”State the sudent’s work sheet as a price of classroom work which inolves learns in comprehending, manipulating, producing or interacting in the target language while their attention is principle focused on meaning rather than from”. (Artinya perhatian merupakan kesadaran yang menyertai aktivitas individu yang ditujukan kepada obyek yang ada sekitarnya, di mana sebagian dari sebuah pekerjaan di kelas yang meliputi pemahaman, interaksi, pengelolaan informasi atau interaksi pengelolaan informasi yang akan diterima dalam target bahasa yang hasilnya ditujukan dalam arti dan bentuk yang lain.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka perhatian merupakan rangsangan kesadaran individu yang lebih besar pada suatu hal/obyek tertentu, sedangkan ransangan lainnya menjadi berkurang. Oleh karena itu, perhatian siswa terhadap pelajaran sangat penting baginya untuk memahami pelajaran yang dimaksud.
2. Kegiatan-kegiatan lisan
Kegiatan lisan pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan secara wujud penafsiran dalam interaksi belajar melalui komunikasi lisan. Dengan kata lain, kegiatan lisan ini dapat berupa mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara dan diskusi. Dalam hal ini kegiatan lisan perlu dikembangkan agar mampu mengembangkan ide, pendapat, kritik-kritik mengenai materi pembelajaran yang ditampilkan. Kegiatan lisan dikembangkan guru melalui metode diskusi, Tanya jawab dan pemecahan masalah.
Menurut Sardiman AM. (2003:101) menyatakan bahwa: ”Aktivitas lisan (oral activities) seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.” Berdasarkan dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam kegiatan proses belajar mengajar aktivitas lisan (oral activities) yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a. Mengemukakan pendapat
Mengemukakan pendapat merupakan aktivitas lisan, yaitu menyatakan pendapatnya tentang hal-hal yang belum dipahami atau tentang sesuatu yang belum jelas atau yang tidak diketahuinya. Adapun tata cara dalam mengemukakan pendapat ini dapat dilakukan dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu untuk mendapat kesempatan dalam mengemukakan pendapatnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada guru
Mengajukan pertanyaan kepada guru merupakan aktivitas lisan yang ditujukan kepada guru untuk mendapatkan penjelasan tentang materi pelajaran yang belum jelas atau suatu tugas yang dikerjakan karena belum paham. Adapun bentuk pertanyaan yang disampaikan kepada guru adalah meminta penjelasan lebih detail tentang sesuatu yang belum diketahuinya, apakah tentang materi pelajaran yang disampaikan atau tentang informasi yang diperolehnya dari luar melalui media massa maupun dari temuan lainnya, karena sifat ingin tahu siswa lebih penting diperhatikan, agar ia merasa puas atau mendapat gambaran tentang sesuatu yang dia ketahuinya dari pengalaman membaca, mendengar, atau dilihatnya.
c. Menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan adalah merupakan interaksi yang terjadi antara siswa dan guru atau interaksi antara siswa dengan siswa dalam bentuk tanya jawab, dimana dalam pelaksanaannya guru memberi pertanyaan kepada salah satu siswa, sedangnkan siswa yang lain juga bersiap-siap untuk berusaha mencari jawaban, sehingga interaksi dalam kegiatan proses belajar mengajar akan tampak aktivitas siswa sedang memerlukan waktu untuk berpikir, yaitu mengingat tentang materi pelajaran yang pernah guru sampaikan.
Oleh karena itu, menjawab pertanyaan adalah salah satu aktivitas untuk memacu siswa dalam meningkatkan aktivitas belajarnya, di mana dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru adalah salah satu cara guru mengevalusi materi pelajaran yang telah disampaikan atau sebagai penjajakan terhadap materi yang akan disampaikan sebagai bahan appersepsi. Dalam aktivitas tanya jawab juga mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa, untuk itu guru perlu memberikan penguatan kepada siswa sehingga muncul minat belajarnya, siswa yang memiliki aktivitas tinggi tentu akan rajin bertanya atau mengemukakan pendapatnya, sedangkan bagi siswa yang aktivitasnya rendah kebanyakan diam dan tidak berkomentar sama sekali.
d. Mengadakan interupsi
Mengadakan interupsi adalah merupakan aktivitas lisan, yang cepat dan tanggap dengan suatu persolan yang dianggapnya menyimpang atau perlu pengegasan, dalam hal ini tidak sembarangan, karena sudah menjadi suatu keyakinan dan kebenaran, maka dia berani mengadakan interupsi, karena akan berakibat fatal bila yang dipandangnya dianggapnya menyimpang dari koridor yang sudah ditetapkan atau disepakati bersama.
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan
Metode yang erat kaitannya dengan mendengarkan adalah metode ceramah. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan metode ceramah dilakukan oleh guru apabila menyampaikan informasi pelajaran yang bersifat pengetahuan melalui penjelasan guru dalam proses belajar mengajar. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran dituntut aktivitas siswa secara optimal yaitu mendengarkan penjelasan guru. “Peranan murid dalam metode ceramah mendengarkan dengan teliti serta mencatat pokok penting yang dikemukakan guru” (TIM Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, 1993 : 41).
Melalui kegiatan mendengarkan, siswa selain mendengarkan juga mencatat materi yang penting materi pelajaran diharapkan siswa dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Untuk dapat membentuk pemahaman optimal pada siswa berarti mutlak diperlukan kegiatan mendengarkan secara optimal pula pada diri siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam kegiatan proses belajar mengajar ada beberapa aktivitas mendengar yang perlu menjadi perhatian bagi siswa dalam meningkatkan aktivitas belajarnya, adalah sebagai berikut :
a. Mendengar penjelasan guru
Mendengar penjelasan guru merupakan aktivitas yang bersamaan dengan aktivitas memperhatikan penjelasan guru, ketika guru memberikan materi tertentu dari suatu mata pelajaran semua perhatian tertuju kepada guru. Pendengaran harus
betul-betul dipusatkan kepada penjelasan guru. Jangan bicara, karena apa yang guru bicarakan akan membuyarkan konsentrasi pendengaran, dalam hal ini siswa diharapkan sambil mendengarkan penjelasan guru adalah cara yang benar, karena cara tersebut adalah agar catatan itu dapat dipergunakan suatu waktu.
Pentingnya mendengar penjelasan guru, karena apa yang guru jelaskan terkadang tidak ada di dalam buku paket. Atau sudah ada, tetapi keterangannya belum jelas. Kepentingan lain adalah bila guru memberikan penugasan, sehingga tugas yang diperintahkan itu jelas tujuannya.
Untuk hal tersebut ada dua hal yang harus dipusatkan yaitu indera penglihatan, yaitu mata untuk melihat apa yang guru tuliskan siswa akan menjadi tahu, kemudian telinga adalah sebagai alat untuk mendengrkan apa yang guru sampaikan atau jelaskan akan menjadi jelas. Sedangkan mendengar ceramah guru merupakan aktivitas yang berkaitan dengan perhatian di mana dalam kaitannya adalah aktivitas mendengar adalah merupakan keaktifan berfungsinya kemampuan mengingat relatif terbatas, dan tidak semuanya dapat didengar dengan baik, dalam hal ini bersifat sementara dan tidak bertahan lama, karena siswa juga akan bosan dan kurang efektif, karena keterlibatan siswa tidak ada, sehingga keadaan kelas menjadi pasif, sebab didominasi oleh guru.
b. Mendengar pengarahan guru
Mendengar pengarahan guru adalah merupakan hal yang penting bagi siswa, karena pengarahan adalah pesan singkat yang disampaikan oleh guru untuk mengerjakan suatu tugas yang akan dikerjakan, bila siswa kurang mendengar pengarahan itu, ia akan melakukan banyak kesalahan, dan bahkan tidak tahu sama sekali.
4. Kegiatan-kegiatan menulis
Melakukan aktivitas menulis adalah merupakan suatu perbuatan yang bersifat inisiatif yang muncul dari dalam diri seseorang, karena tulisan adalah bentuk hasil dari proses berpikir yang diekspresikan, sehingga dengan melalui tulisan tersebut orang lain dapat mempelajarinya. Adapaun bentuk aktivitas menulis yang dapat dikembangkan oleh siswa adalah sebagai berikut :
a. Membuat makalah
Membuat makalah adalah salah satu bentuk aktivitas menulis, dalam kegiatannya adalah mulai dari meramu sumber-sumber buku yang berbeda, kemudian ditelaah isinya dan dicatat ulang. Langkah selanjutnya melakukan penulisan yang dikembangkan berdasarkan kerangka pikiran, sehingga menjadi suatu kesimpulan. Aktivitas membuat makalah ini akan menggali kemampuan nalar siswa dalam mengembangkan konsep-konsep yang bersifat realita dan kontexstual dilingkungannya.
b. Membuat resume/ ringkasan
Membuat resume/ ringkasan merupakan aktivitas menulis yang dilakukan oleh siswa secra langsung, tentang materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Adapun tujuan membuat resume/ringkasan ini secara langsung memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca dan menelaah buku yang dipelajarinya, sehingga mereka menemukan hal-hal penting untuk diingatnya.
c. Membuat laporan
Membuat laporan adalah merupakan aktivitas menulis, karena hasil dari pengamatan, atau diskusi yang dilakukan, memerlukan sebuah laporan tertulis yang harus disajikan. Untuk mengembangkan kreativitas siswa agar dapat membuat laporan, mereka perlu sekali dibawa ketempat-tempat lain untuk mengadakan kunjungan ke situs-situs sejarah, sehingga apa yang mereka amati menjadi sebuah laporan tertulis yang dibuatnya, baik secara individual maupun secara berkelompok.
d. Membuat catatan
Membuat catatan adalah hal yang sangat penting dalam kegiatan proses belajar dan pembelajaran, karena catatan adalah sewaktu-waktu dapat digunakan untuk membantu mengingat kembali. Oleh karena itu siswa diharapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar perlu membuat catatan guna membantu untuk mengingatnya kembali.
C. Korelasi Antara Pengelolaan Bahan Pelajaran Oleh Guru Dengan Aktivitas Belajar Siswa
Proses belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan inti dalam mencapai tujuan pendidikan. Peranan guru sebagai seorang pengajar dan siswa yang belajar merupakan dua faktor utama yang harus mendapat perhatian khusus demi mencapai tujuan belajar. Interaksi yang tercipta diantara keduanya merupakan salah satu tolak ukur untuk mencapai keberhasilan proses belajar mengajar disekolah.
Belajar merupakan proses perkembangan hidup manusia. Hamalik (2001 : 19) mengatakan : “Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sebagai tingkah laku berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar”. Belajar bukan hanya sekedar pengalaman tetapi adalah suatu proses dan bukan suatu hasil. Oleh sebab itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Keberhasilan siswa dalam belajar tidak terlepas dari aktivitas belajar yang dilaksanakan oleh setiap siswa. Untuk siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi biasanya didukung oleh aktivitas belajar yang tinggi pula, sebaliknya siswa dengan prestasi belajar yang rendah juga disebabkan oleh aktivitas belajar yang rendah.
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, banyak teori belajar yang menekankan pentingnya aktivitas siswa dalam belajar. Aktivitas belajar siswa mencakup dua aspek yang tidak terpisahkan, yakni aktivitas mental (emosional-intelektual-sosial) dan aktivitas motorik (gerak fisik). Kedua aktivitas tersebut saling berkaitan satu sama lain, saling mengisi dan menentukan. Menurut Nana Sudjana (1991:9) mengatakan bahwa: ”Semakin tinggi aktivitas mental semakin berbobot aktivitas belajar siswa, dan semakin kompleks usaha guru dalam melaksanakan proses pembelajaran ini. Hal ini perlu ada keseimbangan antara aktivitas belajar siswa dengan aktivitas guru mengajar”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa belajar yang optimal adalah belajar yang melibatkan aktivitas mental dan fisik siswa secara maksimal dalam kegiatan belajar.
Berbagai metode yang digunakan seorang guru hendaknya mampu mendorong aktivitas belajar yang tinggi pada siswa. Menurut Oemar Hamalik (2001:171): “Untuk memperoleh pengajaran efektif hendaknya siswa diberikan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri”. Untuk dapat mencapai tujuan belajar yang maksimal dengan peningkatan aktivitas belajar siswa, maka kemampuan dalam mengelola kegiatan belajar mengajar yang optimal yang harus dimiliki oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas.
Suatu aktivitas belajar akan terwujud bila seorang guru mampu mengelola bahan pelajaran, serta menerapkannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengelolaan bahan pelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru serta menuntut kemampuan guru dalam mengatur proses pembelajaran agar lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot. Pengelolaan ini dimaksud agar siswa merasa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Adapun pengelolaan bahan pelajaran menurut Masnur Muslich (2007:72-73) terdiri dari:
1) Penyediaan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi
2) Penyediaan umpan balik yang bermakna
3) Penyediaan program penilaian yang mendorong semua siswa melakukan unjuk kerja.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa dengan adanya kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolan bahan pelajaran secara optimal, diharapkan siswa dapat aktif pada pembelajaran yang sedang berlangsung. Dengan demikian aktivitas belajar siswa akan terlihat pada saat mereka melaksanakan proses pembelajaran tersebut..
Jika motivasi siswa sudah terpacu, maka aktivitas siswa ikut berpartisipasi atau terlibat dalam kegiatan belajar mengajar akan tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan bahan pelajaran yang baik dan benar akan dapat menghasilkan aktivitas belajar yang maksimal dari siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan bahan pelajaran memiliki hubungan yang sangat erat dengan meningkatan aktivitas dan keterlibatan siswa dalam setiap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
A. Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu cara yang penting yang dipergunakan seseorang dalam usahanya mencapai tujuan yang diinginkan, karena dengan metode penelitian inilah peneliti akan dapat dilaksanakan secara tepat, cepat, dan akurat. Dalam hubungannya dengan penelitian, maka pengertian metode itu sendiri ada bermacam-macam. Winarno Surachmad (1985:68) mengatakan bahwa metode adalah “cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”. Sedangkan Hadari Nawawi (1983:61) mengatakan bahwa “metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan”.
64
|
1. Menghindari cara pemecahan masalah dan cara berfikir yang spekulatif dalam mencari kebenaran ilmu, terutama dalam ilmu sosial yang varibelnya sangat dipengaruhi oleh sikap subyektif manusia yang mengungkapnya.
2. Menghindari cara pemecahan masalah atau cara kerja yang bersifat trial and error sebagai cara yang tidak menguntungkan bagi perkembangan ilmu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern.
3. Meningkatkan sifat objektifitas dalam menggali kebenaran pengetahuan yang tidak saja penting artinya secara teoritus, tetapi juga sangat besar pengaruhnya terhadap kegunaan praktis dari hasil penelitian di dalam kehidupan manusia.
Selanjutnya menurut Hadari Nawawi (1983:61) terdapat beberapa metode yang tepat dalam penelitian ilmiah, yang antara lain :
a. Metode deskriptif
b. Metode eksperimen
c. Metode historis
d. Metode dokumenter
e. Metode filosofis
Adapun metode yang dianggap tepat dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penggunaan metode ini didasarkan pendapat Hadari Nawawi (2001:65) yang menyatakan bahwa “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggunakan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain). Pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak/bagaimana mestinya”.
Dengan mengacu pada data dan fakta yang tampak dilapangan, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode ini dimaksudkan untuk memecahkan masalah dengan mengambarkan objek/subjek sebagaimana adanya pada saat penelitian ini dilakukan. John W. Best oleh Sunafiah Faisal (1981) mengemukakan bahwa “A descriptive study describes and interprete what is. It is concerted with condotion or relationship that exist. Opinion are held processes that are developing”. (Suatu studi deskriptif yang dilukiskan untuk menggambarkan suatu benda. Pada saat diselenggarakan atau bagian yang tak terpisahkan, selanjutnya untuk dikembangkan). Sejalan dengan hal itu, Hadari Nawawi (2004:66) mengemukan bahwa “Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan keadaan objek/subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain). Pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya”.
Dari pendapat di atas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa metode deskriptif adalah suatu prosedur pemecahan masalah dengan cara memberikan gambaran yang jelas tentang sesuatu keadaan pada saat penelitian dilakukan.
2. Bentuk Penelitian
Dalam suatu penelitian selain dituntut mampu menggunakan metode dan prosedur penelitian yang tepat, dituntut pula mampu memilih bentuk penelitian yang tepat, berkenaan dengan itu Subana dan Subrajat (2001:30) menyebutkan ada banyak bentuk penelitian yang dapat digunakan dalam suatu penelitian. Diantaranya bentuk penelitian yang dimaksud :
a. Studi kasus, adalah bentuk penelitian memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subyek yang diselidiki terdiri dari satu unit (kesatuan unit yang dipandang sebagai kasus).
b. Studi survey, adalah bentuk penelitian yang pada umumnya merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu yang bersamaan dalam jumlah besar atau luas.
c. Studi Pengembangan, adalah bentuk penelitian yang bermaksud melukiskan hubungan diantara gejala-gejala sebagaimana adanya sekarang dengan fakta-fakta lain berdasarkan fungsi waktu yang bersifat kontinyu.
d. Studi tindak lanjut, adalah bentuk penelitian yang mempelajari perkembangan dan perubahan subyek setelah subyek diberi perlakuan dan perubahan khusus atau kondisi tertentu dalam kurun waktu tertentu hingga selesai.
e. Studi kecenderungan, adalah bentuk penelitian yang pada dasarnya meramalkan keadaan masa depan berdasarkan data dan informasi keadaan sekarang.
f. Studi korelasi, adalah bentuk penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat-tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi.
g. analisis, adalah bentuk penelitian jika peneliti bermaksud untuk menganalisis data yang diperoleh dari dokumen atau alat pengumpul data sejenisnya.
Dalam penelitian ini dipergunakan bentuk penelitian studi korelasi. Subana dan Sudrajat (2001:36) menyatakan bahwa penelitian korelasi adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Ini berarti sejalan dengan maksud penelitian yaitu meneliti korelasi variabel pengelolaan bahan pelajaran oleh guru dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan aktivitas belajar siswa.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan atau universe. Sudjana (1984:5) menyatakan bahwa: “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung atau pengukuran kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”.
Kemudian Govil (1982:96) menegaskan:”Population is the aggregate, or totality, of all the individual items about which information is required”. Artinya: Populasi diartikan sebagai sekumpulan atau keseluruhan dari semua hal-hal yang berhubungan dengan individu yang diharapkan informasinya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan benda-benda, gejala-gejala, fenomena-fenomena dan peristiwa yang dapat dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya. Dipilihnya Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya sebagai populasi penelitian ini adalah dengan pertimbangan:
1. Bahwa secara teknik pada sekolah tersebut belum ada mahasiswa yang meneliti tentang korelasi kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya. Disamping itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat membina dan membentuk watak serta kepribadian siswa yang patuh terhadap peraturan.
2. Secara praktis bahwa korelasi kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kubu Raya tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 22 laki-laki dan 18 perempuan yang tersebar dalam 1 kelas dan 1 orang guru Pendidikan Kewarganegaraan
TABEL 3.1
DISTRIBUSI POPULASI SISWA KELAS VIII
No
|
Kelas
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1.
|
VIII
|
22
|
18
|
40
|
Jumlah
|
22
|
18
|
40
|
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian. Hadari Nawawi (1993:144) menyatakan bahwa: “sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam penelitian”. Selanjutnya George W. Snedocorp (1964:1) Bahwa: “A sample consist of small collection from same large agregate about which information”. Mengingat jumlah sample tersebut besar, maka pengambilan sampel dari populasi berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (1991:107) bahwa: “Penarikan sampel dalam penelitian dapat dilakukan dengan kriteria tertentu. Apabila jumlah populasi lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Berdasarkan pendapat tersebut, dengan pertimbangan jumlah populasi kurang dari 100, maka populasi yang tersedia diambil semuanya. Jadi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda yang berjumlah 40 orang dan guru PKn kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda yang berjumlah 1 orang sehingga penelitian ini adalah berbentuk penelitian populasi.
C. Teknik dan Alat Pengumpul Data
1. Teknik Pengumpul Data
Dalam suatu penelitian selain diperlukan metode dan bentuk penelitian yang tepat, diperlukan juga teknik dan alat pengumpul data yang tepat. Ketepatan dan kecermatan peneliti memilih dan alat pengumpul data yang tepat sangat berpengaruh terhadap obyektivitasnya hasil penelitian. Dengan kata lain teknik dan alat pengumpul data yang tepat akan memungkinkan tercapainya pemecahan masalah secara efektif dan efisien yang pada gilirannya akan diperoleh rumusan generalisasi penelitian yang obyektif.
Hadari Nawawi (1993:94) menyatakan ada beberapa teknik dan alat pengumpulan data yang dapat dipergunakan dalam suatu penelitian yaitu:
a. Teknik Observasi Langsung
b. Teknik Observasi tidak Langsung
c. Teknik Komunikas langsung
d. Teknik Komunikasi Tak Langsung
e. Teknik pengukuran
f. Teknik Studi Dokumenter/Bibliografis.
Dari keenam teknik tersebut di atas sudah dipertimbangkan oleh peneliti beberapa faktor diantaranya adalah mengenai waktu, tenaga, biaya, alat dan validitasnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, sehingga yang menjadi fokus perhatian penulis dalam penelitian ini ada beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian ini anatara lain :
a. Teknik observasi langsung
Menurut Hadari Nawawi (2008:100), “teknik observasi langsung adalah observasi yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki”. Dengan berdasarkan pendapat tersebut berarti bahwa teknik adalah cara untuk mendapatkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala yang tampak pada objek penelitian, pelaksanaan langsung di SMP Harapan Ananda Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya
b. Teknik komunikasi tidak langsung
Teknik ini adalah cara mengumpulkan data, oleh peneliti tidak mengadakan kontak langsung dengan sumber data, sebagai alat perantara yaitu angket (kuesioner) berstruktur dengan bentuk tertutup, dimana telah tersedia sejumlah alternatif jawaban yang akan dipilih oleh responden hanya memberikan tanda silang pada salah satu alternative jawaban yang dianggap paling tepat.
c. Teknik komunikasi langsung
Teknik Komunikasi Langsung adalah cara mengumpulkan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data yang disebut responden. Teknik ini adalah cara mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka dengan sumber data (guru).
2. Alat Pengumpul Data
Sesuai dengan teknik pengumpul data yang telah ditetapkan, maka diperlukan alat pengumpul data yang sesuai dengan teknik dan jenis data yang hendak diperoleh. Adapun alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah:
a. Panduan Observasi
Panduan Observasi dipergunakan dalam teknik observasi langsung, yakni untuk melihat atau mengamati apa yang diperoleh siswa di dalam kelas. Penulis menggunakan pedoman observasi sebagai alat pengumpul data. Data yang diperoleh melalui observasi ini tidak diolah secara statistik, tetapi dianalisis guna mendukung atau melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara.
b. Angket
Alat pengumpul data yang akan digunakan untuk teknik komunikasi tidak langsung adalah angket yang ditujukan kepada siswa. Menurut Faisal (1981:2), “angket adalah alat pengumpul data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang/responden”. Angket yang akan digunakan adalah angket dengan jenis tertutup. Angket jenis tertutup adalah angket yang pilihan jawabannya telah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaannya.
Pada tiap item angket disediakan 4 (empat) alternatif pilihan jawaban. Dan kualitatif yang diperoleh dari angket ini akan ditranformasikan ke data kuantitatif dengan cara memberikan skor untuk tiap pilihan jawaban siswa pada angket. Rentang skor yang digunakan adalah rentang 1 sampai 4.
c. Wawancara
Selain panduan observasi sebagai alat pengumpul data maka dalam peneltiian ini juga menggunakan alat yang lain yaitu wawancara. Menurut Suharsimi Arikunto (2010”:124), wawancara adalah: “Dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informai dan terwawancara”. Panduan wawancara merupakan suatu alat pengumpul data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang digunakan sebagai pedoman untuk mengadakan wawancara dengan sumber data. Wawancara dalam hal ini menggunakan pola terstruktur yaitu dengan pertanyaan yang telah di susun.
D. Teknik Analisa Data
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, oleh karena itu untuk item yang dijawab oleh responden akan diolah menggunakan perhitungan statistik. Perhitungan statistik tersebut menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Untuk menjawab sub masalah 1 dan 2 dipergunakan teknik pengelolaan data yang diperoleh melalui angket dengan menggunakan rumus Statistik Persentase, menurut pendapat M. Ali (2005:235) sebagai berikut :
Keterangan :
n = Jumlah Sampel yang menjawab pada setiap pilihan jawaban
N = Jumlah seluruh Sampel
X% = Persentase yang dicari
2. Untuk menjawab sub masalah 3 digunakan rumus Product Moment, menurut Sudjana ( 1989 : 354 ) mengemukakan sebagai berikut :
Keterangan :
= Koefisien Hubungan
= Jumlah Populasi / Sampel
X = Nilai Variabel x
Y = Nilai Variabel y
X² = Variabel x yang dikuadratkan
Y² = Variabel y yang dikuadratkan
XY = Variabel x dikalikan Variabel y
Koefisien korelasi yang telah dihitung dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi nilai rxy sebagaimana dikemukakan oleh Anas Sudijono (2008:193), yang mengatakan bahwa rentangan koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
TABEL 3.2
Koefisien Korelasi
No
|
Rentangan Skor
|
Katagori
|
1
2
3
4
5
|
0,00 – 0,20,
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
0,70 – 0,90
0.90 – 1,00
|
Sangat Lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
|
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PENGOLAHAN DATA
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa perbaikan dan persiapan yang diperlukan untuk memperlancar jalannya penelitian, yaitu:
a. Melakukan perbaikan desain penelitian menuju ke skripsi berdasarkan saran-saran dan masukan dari dosen penyanggah dan dosen pembimbing skripsi.
b. Membuat kisi-kisi dan instrumen penelitian sesuai dengan variabel, sub variabel dan aspek-aspeknya.
c. Melakukan konsultasi kisi-kisi dan instrumen penelitian dengan dosen pembimbing skripsi sampai disetujui untuk melakukan penelitian.
d. Meminta surat izin penelitian kepada lembaga pendidikan STKIP-PGRI Pontianak.
e.
|
2. Uji Coba Anket
76
|
Perhitungan :
Keterangan:
rxy : Koofesien korelasi yang dicari
N : Jumlah populasi/sampel
∑ x : Jumlah skor variabel bebas (X)
∑ y : Jumlah skor variabel terikat (Y)
∑ x² : Jumlah kuadrat skor variabel bebas
∑ y² : Jumlah kuadarat skor variabel terikat
∑ xy : Jumlah perkalian skor variabel bebas dan variabel terikat.
Diketahui:
∑ N = 20
∑ x = 910
∑ y = 902
∑ xy = 41125
∑ x² = 41578
∑ y² = 40778
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy = 0.6458
Jadi didapat rxy hitung adalah 0,6458
Berdasarkan perhitungan data tersebut dipreoleh hasil sebagai berikut : Bahwa r hitung sebesar 0,6458. Sedangkan r tabel pada taraf signifikan 5% untuk N=20 sebesar 0,444. Dengan demikian maka r hitung lebih besar daripada r tabel atau 0,6458 > 0,444. Oleh karena itu maka perhitungan data tersebut dinyatakan signifikan valid.
Selanjutnya uji coba reabilitas menggunakan rumus perhitungan Spearman Brown ( Sugiyono, 2007:131) sebagai berikut :
ri :
Ket : ri = reabilitas seluruh instrumen
rb = Korelasi Product moment antara variabel X dan variabel Y
ri =
Berdasarkan hasil perhitungan data tersebut maka dapat dinyatakan bahwa r hitung sebesar 0,78 sedangkan r tabel pada taraf signifikan 5 % untuk N=20 sebesar 0,444. Jadi dapat disimpulkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel atau 0,78 > 0,444 yang berarti signifikan. Dari perhitungan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa angket sebagai alat pengumpul data dinyatakan reliabel.
3. Pelaksanaan Penelitian
Setelah peneliti melakukan uji coba soal angket dan telah layak untuk dipergunakan untuk meneliti, atas dasar surat ijin penelitian dari lembaga pendidikan STKIP-PGRI Pontianak yang tertuang dengan Nomor: 0358/L.308/TU/2012 pada tanggal 28 Januari 2012, penulis melakukan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya.
Penulis melakukan penelitian berdasarkan rekomendasi Kepala Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya, maka kegiatan penelitian segera dilaksanakan. Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai tanggal 15-17 Februari 2012, dengan beberapa kegiatan penelitian yang antara lain :
a. Menyebarkan Angket Untuk Siswa
Menyebarkan Angket ke sampel yang berjumlah 40 orang siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Kabupaten Kubu Raya dilakukan pada tanggal 15 Februari 2012 dengan meminta waktu pada jam kesatu dan jam kedua pada satu kelas dengan izin wali kelas atau guru kelas yang mengajar dan terkumpul pada tanggal 16 Februari 2012. Khusus angket untuk siswa, berkenaan dengan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran pada penerapan strategi belajar aktif siswa yang terdiri dari 30 item pertanyaan dan setiap item pertanyaan terdiri dari 4 pilihan jawaban.
b. Melakukan Wawancara Dengan Guru PKn
Wawancara dengan guru PKn Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya yang menjadi sampel, dilakukan pada tanggal 15 Februari 2012 dengan meminta waktu secukupnya untuk melakukan wawancara. Panduan wawancara terdiri dari 20 item pertanyaan khususnya berkenaan dengan kemampuan pengelolaan bahan pelajaran oleh guru PKn dengan aktivitas belajar siswa.
c. Melakukan Observasi Kepada Guru PKn
Observasi kepada guru PKn Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya yang menjadi sampel, dilakukan mulai tanggal 16-17 Februari 2012. Panduan observasi terdiri dari 22 item yang diobservasi khususnya berkenaan dengan kemampuan guru PKn dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa.
Setelah selesai melaksanakan penelitian maka Kepala Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya mengeluarkan Surat Keterangan telah melaksanakan penelitian dengan Nomor: 227/SMP.YHA/2012 pada tanggal 21 Februari 2012.
B. Analisis Data
1. Persiapan dan Pengolahan Data Angket
a. Kegiatan Persiapan
Dalam melaksanakan persiapan ini di klasifikasikan menjadi dua tahap yaitu kegiatan pengecekan data angket yang dapat diolah dan tidak dapat diolah, serta merekapitulasi hasil jawaban angket siswa.
1) Kegiatan Pengecekan Data Angket
Dari hasil penelitian setelah dicek, ternyata semua memenuhi kriteria yang diharapkan atau dengan kata lain semua angket yang disebarkan, semuanya terkumpul dan terisi tanpa ada yang ketinggalan.
2) Merekapitulasi Hasil Jawaban Angket
Setelah angket dikumpulkan, kemudian diperiksa satu persatu kemudian direkapitulasi menjadi data hasil jawaban angket, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran VI.
3) Mentranformasikan data angket
Tahap ini tahap mengubah data hasil jawaban angket yang telah direkapitulasi ke dalam suatu tabel. Data yang telah direkapitulasi masih berbentuk data kualitatif yang perlu dirubah ke data kuantitatif sesuai dengan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban angket pada tahap persiapan penelitian agar bias dilakukan perhitingan. Untuk lebih jelasnya dilihat pada lampiran V.
4) Analisis data dengan menggunakan rumus statistik persentase
Tahap ini adalah tahap perhitungan data angket yang telah ditranformasikan dengan menggunakan rumus persentase yaitu :
X% =
Keterangan :
n = Jumlah Sampel yang menjawab pada setiap pilihan jawaban
N = Jumlah seluruh Sampel
X% = Persentase yang dicari
b. Pengolahan Data Angket
Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu ditentukan tolok ukur kategori, menurut Muhammad Ali (1998) sebagai berikut:
TABEL 4.1
TOLOK UKUR KATEGORI PERSENTASE
Persentase
(%)
|
Kategori
|
75,01
– 100,00
|
Baik
|
50,01
– 75,00
|
Cukup
|
25,01
– 50,00
|
Kurang
|
00,00
– 25,00
|
Sangat
Kurang
|
Untuk menjawab masalah dan sub masalah 1 dan 2 digunakan rumus statistik persentase, yaitu : X % =
Selanjutnya dalam menjawab sub masalah 1, diperoleh sebagaimana tertera pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Kategori Penilaian Pengelolaan Bahan Pelajaran
No
|
Variabel dan Aspek
|
Skor Aktual
|
Skor Ideal
|
%
|
Kategori
|
Pengelolaan
bahan pelajaran di kelas VII Sekolah
Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya
|
1834
|
2400
|
76.42%
|
Baik
|
|
A
|
Penyediaan
pertanyaan yang mendorong siswa berfikir dan berproduksi
|
963
|
1120
|
85.98%
|
Baik
|
1.
Pertanyaan terbuka.
2.
Pertanyaan tertutup.
3.
Pertanyaan produktif.
4.
Pertanyaan imajinatif.
5.
Pertanyaan faktual.
|
290
137
289
119
128
|
320
160
320
160
160
|
90.62%
85.63%
90.31%
74.37%
80.00%
|
Baik
Baik
Baik
Cukup
Baik
|
|
B
|
Penyediaan
umpan balik yang bermakna
|
579
|
800
|
72.38%
|
Cukup
|
1.
Memancing persepsi siswa
2.
Menggunakan alat bantu yang akseptabel.
3.
Pemberian motivasi
|
122
237
220
|
160
320
320
|
76.25%
74.06%
68.75%
|
Baik
Cukup
Cukup
|
|
C
|
Penyediaan program
penilaian yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi
|
292
|
480
|
60.38%
|
Cukup
|
1.
Pra-pengujian.
2.
Penilaian subjektif
|
95
197
|
160
320
|
59.38%
61.56%
|
Cukup
Cukup
|
Berdasarkan tabel 4.2 di atas tampak bahwa secara keseluruhan “Kemampuan guru PKn dalam pengelolaan bahan pelajaran di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya” tergolong “Baik” dengan persentase sebesar 76.42%.
Hal ini juga dapat dilihat pada Kemampuan guru PKn dalam pengelolaan bahan pelajaran di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya, adalah sebagai berikut:
1) Pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi memperoleh skor aktual sebesar 963 dari skor maksimal ideal sebesar 1120, berarti mencapai 85.98%. Sehingga dapat dikatagorikan “baik”. Ini dapat ditafsirkan bahwa Pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi antara lain adalah sebagai berikut: a) Pertanyaan terbuka, b) Pertanyaan tertutup, c) Pertanyaan produktif, d) Pertanyaan imajinatif, e) Pertanyaan faktual
2) Penyediaan umpan balik yang bermakna memperoleh skor aktual sebesar 579 dari skor maksimal ideal sebesar 800, berarti mencapai 72.38%. Sehingga dikatagorikan “cukup”. Ini dapat ditafsirkan bahwa Penyediaan umpan balik yang bermakna dapat dilakukan dengan cara, adalah sebagai berikut: a) Penyediaan memancing persepsi siswa, b) Menggunakan alat bantu yang akseptabel, c) Pemberian motivasi.
3) Penyediaan program penilaian yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi memperoleh skor aktual sebesar 292 dari skor maksimal ideal 480, berarti mencapai 60.38%. Sehingga dapat dikatagorikan “baik”. Ini dapat ditafsirkan bahwa Penyediaan program penilaian yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi dapat dilakukan dengan cara, adalah sebagai berikut: a) Pra pengujian, b) Penilaian subjektif.
Selanjutnya dalam menjawab sub masalah 2, diperoleh sebagaimana tertera pada tabel 4.3.
Tabel 4.3.
Kategori Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
No
|
Variabel dan Aspek
|
Skor
Aktual
|
Skor
Ideal
|
%
|
Kategori
|
Aktivitas belajar siswa di
kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu
Raya
|
1827
|
2400
|
76.13%
|
Baik
|
|
A
|
Kegiatan Visual
|
378
|
480
|
78.75%
|
Baik
|
1.
Membaca
2.
Memperhatikan penjelasan guru
|
137
241
|
160
320
|
85.62%
75.31%
|
Baik
Baik
|
|
B
|
Kegiatan Lisan
|
605
|
800
|
75.63%
|
Baik
|
1.
Mengemukakan pendapat
2.
Mengajukan pertanyaan
3.
Menjawab pertanyaan
4.
Mengajukan interupsi
|
109
268
113
115
|
160
320
160
160
|
68.12%
83.75%
70.62%
71.87%
|
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
|
|
C
|
Kegiatan Mendengarkan
|
255
|
320
|
79.69%
|
Baik
|
1.
Mendengar penjelasan guru
2.
Mendengar pengarahan guru
|
126
129
|
160
160
|
78.75%
80.62%
|
Baik
Baik
|
|
D
|
Kegiatan Menulis
|
589
|
800
|
74%
|
Cukup
|
1.
Membuat makalah.
2.
Membuat resume/ringkasan.
3.
Membuat laporan.
4.
Membuat catatan.
|
118
129
122
220
|
160
160
160
320
|
73.75%
80.63%
76.25%
68.75%
|
Baik
Cukup
Cukup
Baik
|
Berdasarkan tabel 4.3. di atas tampak bahwa secara keseluruhan “Aktivitas belajar siswa di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya” tergolong “Baik” dengan persentase sebesar 76,13%.
Hal ini juga dapat dilihat pada Aktivitas belajar siswa di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya, adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan visual memperoleh skor aktual sebesar 378 dari skor maksimal ideal sebesar 480, berarti mencapai 78,75%. Sehingga dapat dikatagorikan “Baik”. Ini dapat ditafsirkan bahwa kegiatan visual dapat dilakukan dengan cara, adalah sebagai berikut: a) membaca, b) memperhatikan penjelasan guru.
2) Kegiatan lisan memperoleh skor aktual sebesar 605 dari skor maksimal ideal sebesar 800, berarti mencapai 75,63%. Sehingga dapat dikatagorikan “Baik”. Ini dapat ditafsirkan bahwa aktivitas lisan dapat dilakukan dengan cara, adalah sebagai berikut: a) Mengemukakan pendapat, b) mengajukan pertanyaan, c) menjawab pertanyaan, d) mengajukan interupsi.
3) Kegiatan mendengarkan memperoleh skor aktual sebesar 255 dari skor maksimal ideal sebesar 320, berarti mencapai 79,69%. Sehingga dapat dikatagorikan “Baik”. Ini dapat ditafsirkan bahwa aktivitas mendengarkan dapat dilakukan dengan cara, adalah sebagai berikut: a) mendengar penjelasan guru, b) mendengar pengarahan guru.
4) Kegiatan menulis memperoleh skor aktual sebesar 589 dari skor maksimal ideal sebesar 800, berarti mencapai 74%. Sehingga dapat dikatagorikan “Baik”. Ini dapat ditafsirkan bahwa aktivitas Menulis dapat dilakukan dengan cara, adalah sebagai berikut: a) membuat makalah, b) membuat resume/ringkasan, c) membuat laporan, d) membuat catatan.
Untuk menjawab sub masalah 3 digunakan rumus product moment, Menurut Suharsimi Arikunto (1996:78) adalah sebagai berikut :
Keterangan:
rxy : Koofesien korelasi yang dicari
N : Jumlah populasi/sampel
∑ x : Jumlah skor variabel bebas (X)
∑ y : Jumlah skor variabel terikat (Y)
∑ x² : Jumlah kuadrat skor variabel bebas
∑ y² : Jumlah kuadarat skor variabel terikat
∑ xy : Jumlah perkalian skor variabel bebas dan variabel terikat.
Diketahui:
∑ N = 40
∑ x = 1834
∑ y = 1827
∑ xy = 83908
∑ x² = 84368
∑ y² = 83695
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy = 0.534
Dari hasil data di atas ternyata nilai r hitung > dari r tabel, yaitu: 0,534 > 0,312 pada taraf signifikan 5% untuk N=40. Ini berarti terdapat hubungan antara Kemampuan Guru PKn Dalam Pengelolaan Bahan Pelajaran Dengan Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya.
Menurut Anas Sudijono (1998:193) mengatakan bahwa rentangan koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,20, Sangat Lemah
0,20 – 0,40 Lemah
0,40 – 0,70 Sedang
0,70 – 0,90 Kuat
0.90 – 1,00 Sangat
Kuat
|
C. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, terlebih dahulu ditentukan dengan pengujian nilai koefisiesn korelasi berdasarkan taraf signifikan 5% dengan perhitungan sebagai berikut:
1. Hipotesis Nol (H0) ditolak, berarti menerima hipotesis alternatif (Ha), yaitu apabila r hitung > r tabel.
2. Hipotesis Nol (H0) diterima, berarti menolak hipotesis alternatif (Ha), yaitu apabila r hitung < r tabel.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan hasil analisis data berupa koefisien hubungan sebesar 0,534 dengan nilai kritik pada r tabel product momen dengan N = 40, dan pada taraf signifikan 5% yaitu 0,312. Hasil perbandingan ini menunjukkan bahwa nilai hitung koefisien hubungan sebesar 0,534> 0,312 dari nilai tabel product moment.
Dari hasil perbandingan antara r hitung di atas, maka dapat dinyatakan bahwa hipotesis nol (H0) yang berbunyi “Tidak terdapat hubungan antara Kemampuan Guru PKn Dalam Pengelolaan Bahan Pelajaran Dengan Ativitas Belajar Siswa Di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya” ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi: “Terdapat hubungan antara Kemampuan Guru PKn Dalam Pengelolaan Bahan Pelajaran Dengan Kativitas Belajar Siswa Di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya” diterima. Dengan demikian (Ha) terbukti atau dapat diterima.
Dari hasil pengujian hipotesis tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa; Semakin baik pengelolaan bahan pelajaran oleh guru, maka semakin baik pula aktivitas belajar siswa. Sebaliknya semakin kurang baik pengelolaan bahan pelajaran oleh guru, maka semakin kurang baik pula aktivitas belajar siswa.
D. Deskripsi Hasil Wawancara
Berdasarkan wawancara dengan guru Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya pada tanggal 15 Februri 2012, khususnya yang diwawancarakan yaitu tentang kemampuan guru PKn dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa. Adapun hasilnya dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Dalam proses belajar-mengajar guru PKn melakukan pengelolaan bahan pelajaran untuk dapat mengaktifkan belajar siswa dan juga dengan pengelolaan bahan pelajaran dapat mengefektifkan proses belajar-mengajar dikelas.
Dalam pengelolaan bahan pelajaran oleh guru PKn dikelas tidak terdapat kendala-kendala yang sangat berarti, hanya keterbatasan sumber bahan berupa buku dan media penunjang pengelolaan bahan pelajaran. Menurut guru PKn di kelas VIII dengan adanya pengelolaan bahan pelajaran apabila dilaksanakan secara baik dan terencana maka hasil belajar siswa akan menjadi baik pula, hal ini didasarkan karena didalam pengelolaan bahan pelajaran guru PKn melakukan hal-hal seperti : penyediaan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi, umpan balik yang bermakna dan penyediaan program penilaian.
Penyediakan pertanyaan yang mendorong siswa berfikir dan berproduktif adalah untuk menarik perhatian siswa, sehingga dapat secara tidak langsung mengaktifkan belajar siswa, dengan pertanyaan yang mendorong siswa berfikir dan berproduktif mendorong siswa berpikir dan menemukan gagasannya sendiri dalam menjawabnya.
Umpan balik yang bermakna sering juga dilakukan oleh guru PKn untuk mengaktifkan belajar siswa supaya diantara siswa dan guru saling berinteraksi sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif, kondusif serta efisien. Dengan adanya umpan balik yang bermakna, respon dari siswa begitu besar yaitu siswa di ajak untuk berkomunikasi langsung dengan guru sehingga guru dapat mengerti dan dapat memahami kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam proses belajar-pembelajaran.
Penyediaan program penilaian merupakan salah satu dari aspek pengelolaan bahan pelajaran yakni berbentuk tes soal, ujian serta ulangan harian siswa, ini dikarenakan untuk mengasah dan mengukur kemampuan siswa dalam belajar. Penyediaan program penilaian juga dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai hasil belajar siswa dan menjadi pertimbangan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas akademis siswa.
D. Deskripsi Hasil Observasi
Berdasarkan observasi dengan guru PKn di Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya pada tanggal 16-17 Februari 2012 tentang kemampuan guru PKn dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa, penulis menyimpulkan sebagai berikut :
Pada saat proses pembelajaran dalam pengelolaan bahan pelajaran, guru PKn memberikan pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup, pertanyaan produktif, pertanyaan imajinatif dan pertanyaan faktual. Sedangkan dalam penyedian umpan balik yang bermakna dengan cara guru PKn memancing persepsi siswa, menggunakan alat bantu yang aksektabel dan memberi motivasi siswa. Adapun penyediaan program penilaian yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi adalah melakukan pra-pengujian dan penilaian subjektif.
Pada saat proses pembelajaran dalam aktivitas belajar siswa adapun kegiatan yang diamati peneliti adalah siswa melakukan kegiatan membaca, memperhatikan penjelasan guru, mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengadakan interupsi, mendengar penjelasan guru, mendengar pengarahan guru, membuat makalah, membuat ringkasan, membuat laporan serta membuat catatan.
|
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan pengujian hipotesis yang telah disajikan, maka secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian yang dilakukan terdapat korelasi antara kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya. Perhitungan data menunjukkan 0,534 untuk N = 40. Sehingga secara khusus dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya tergolong “Baik” berdasarkan hitungan persentase sebesar 76,42%. Hal ini mengidentifikasikan bahwa guru Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya telah menerapkan penyediaan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi, penyediaan umpan balik yang bermakna dan penyediaan program penilaian yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi.
2. Bahwa aktivitas belajar siswa di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya tergolong “Baik” berdasarkan hitungan persentase sebesar 76,13 %. Hal ini mengidentifikasikan bahwa kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran di Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya berdampak positif terhadap aktivitas belajar siswa.
3. Berdasarkan perhitungan korelasi terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar siswa di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya. Karena r hitung lebih besar dari r tabel (0,534 > 0,312). Artinya terdapat korelasi yang berarti antara kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengelolaan bahan pelajaran dengan aktivitas belajar di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Harapan Ananda Kabupaten Kubu Raya dengan kategori “sedang”. Dapat juga diartikan kenaikan variabel pengelolaan bahan pelajaran oleh guru tidak terlalu ada kaitannya dengan variabel aktivitas belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, dapat disarankan sebagai berikut:
1. Hendaknya guru memberikan apresiasi kepada siswa yang berhasil dalam setiap pembelajaran .
2. Hendaknya disetiap proses pembelajaran guru perlu memberikan latihan untuk melatih pengetahuan siswa serta mengasah kemampuan belajar siswa.
3. Hendaknya disetiap proses pembelajaran guru Pkn perlu membuat ulangan harian secara berkala kepada siswa paling tidak dua minggu sekali. Ulangan harian dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa dan pengetahuan siswa.
4. Berdasarkan hasil penelitian pada indikator aktivitas belajar melalui proses pembelajaran sudah baik, jika dilihat dari hasil angket, dalam hal ini peneliti menyarankan perlu ditingkatkan dan dipertahankan, hal yang sudah baik dapat dijadikan sebuah pengalaman yang paling berharga, bimbingan guru
Amri, S. Dan, Lif K Ahm. (2010). Kontruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.
Buchari, A. Dkk (2009) Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar, Bandung: Penerbit ALFABETA
Burton, W.H. (1983), Guidence of Learning Hand Book, Bandung: Penerbit Kaifa, PT.Mizan Pustaka.
Brooks, J.G. & Brooks, M.G.,(1993). In Search of Understanding The Case for Constructivist Classrooms. USA: ASCD.
Dimyati dan Mudjiono (2002) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Darmadi, H. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Djamarah, S. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2001). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Harlen, W., (1987). Primary science … taking the plunge. London: Heinemann Educational Books Ltd.
Nawawi, H. (1993) Metode Pelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada
University Perss.
Ibrahim dan Syaodih,N. (2003) Perencanan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
J.Wlodleoski. dkk. (alih bahasa. M. Chairul Annam). (2004) Motivasi Belajar, Depok: Cerdas Pustaka.
97
|
Ali, M. (2000) Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Mc. Keachie Doyle (1987) Psychology, Addison Wesley Publishing Company, Inc, USA, Printing, Maarch.
Martinis, H. Yamin. (2007) Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Press.
Rianto, M. dan Adiurnomo, H. (1994) Metodologi Pembelajaran, Malang: Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP Malang.
Roijakkers, (1993) Mengajar dengan Sukses, Grafindo, Jakarta.
Tachir, M. dkk (1988) Memahami Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Jakarta: PT. Rosda Jayaputra.
TIM Penyusun. (2010). Pedoman Penyusunan Skripsi bagi Mahasiswa, Pontianak: STKIP-PGRI.
Usman, U. Uzer. (2002) Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Masson, Emmanuel .J Bramble William J (1986) Under Standing Research, Application In Education and The Behavior Sciences, New York: Mc Crow Book Company.
Nasution, S. (1987) Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bina Aksara
Nazulia, (1982). Berbagai Pendekatan dalam Proses belajar dan mengajar, Bina Aksara, Jakarta.
Sudjana, N. dan Suwariyah, W. (1991) Model-Model Mengajar CBSA, Bandung: Penerbit Sinar Baru.
Sudjana, N (2000) Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Penerbit PT. Sinar Baru Algensindo.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Pustaka Widyatama.Ibrahim dan Nana Syaodih (2003) Perencanan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
SILABUS
Nama sekolah : SMP HARAPAN ANANDA SUNGAI RAYA
Mata Pelajaran : PKn
Kelas/Program : VIII
Semester : I ( ganjil)
Standar Kompetensi : 1. Menunjukan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
Materi
Pokok
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Penilaian
|
waktu
|
Sumber Belajar
|
||
Teknik
|
Bentuk
|
Contoh
Instrumen
|
||||||
1.1
Mendeskripsik-an hakikat norma-norma, kebiasaan,adat istiadat,
peraturan yang berlaku dalam masyarakat
|
· Menjelaskan hakekat norma
· Menjelaskan pentingnya norma dalam kehidupan
bermasyara-kat
· Menguraikan macam-macam norma
|
Norma-norma
dalam masyarakat.
|
· Mencari informasi dari beberapa sumber tentang
norma-norma, kebiasaan, adat-istiadat dan peraturan yang berlaku dalam
masyarakat minang kabau
· Perbedaan macam-macam norma yang berlaku di masyarakat
minang kabau
· Mencari informasi akibat dari tidak mematuhi
norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku dimasyarakat
minag kabau
· Membuat laporan
|
Tes
tertuis
|
Tes
uraian
|
1.Jelaskan apa yang dimaksud dengan norma!
2.Jelaskan apa manfaat norma bagi kehidupan manusia
dalam pergaulan dimasyarakat
3.Uraikan bermacam-macam norma yang ada di masyarakat
|
6X40
|
Buku
teks, contoh norma, Tokoh masyarakat artikel/berita di media massa dan
lain-lain.
|
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas / semester : VIII / I (satu)
Alokasi waktu : 6 x 40 menit ( 3 pertemuan )
I. Standar Kompetensi : 1. Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang
Berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
II. Kompetensi dasar : 1.1 Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan, adat
istiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat.
III. Indikator : - Menjelaskan hakekat norma
- Menjelaskan pentingnya norma dalam kehidupan bermasyarakat
- Menguraikan macam-macam norma
IV. Tujuan Pembelajaran : - Menjelaskan pengertian norma
- Menjelaskan tujuan norma
- Menjelaskan fungsi norma
- Menguraikan macam-macam norma
- Menganalisis hubungan norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat
- Menganalisis perbedaan norma kesusilaan, kemasyarakatan, agama dan hukum dilihat dari sumber, kekuatan mengikat dan sanksinya
V. Metode : Ceramah bervariasi, tanya jawab, penugasan, pemberian
Tugas
VI. Materi :
Pertemuan ke 1
Hakekat Norma
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa terlahir sebagai mahluk individu yang tidak dapat hidup sendiri pasti membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu, manusia sering disebut sebagai mahluk sosial. Mereka selalu ingin hidup bermasyarakat, bergaul, dan berinteraksi satu terhadap yang lainnya.
Dalam hubungan sosial itu selalu terjadi interaksi sosial yang mewujudkan jaringan relasi-relasi sosial (a web of social relationship) yang disebut sebagai masyarakat. dinamika kehidupan bermasyarakat menuntut cara berperilaku antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu keadilan. Oleh karena itu, dalam masyarakat yang teratur setiap manusia sebagai anggota masyarakat harus memperhatikan norma atau kaidah, atau peraturan hidup yang ada dan hidup dalam masyarakat.
Manusia menciptakan norma-norma atau kaidah-kaidah yang pada hakikatnya : sebagai petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan bertingkah laku didalam pergaulan hidup masyarakat. Bila didefinisikan, norma adalah suatu kaidah yang digunakan sebagai standar atau aturan tentang perbuatan manusia, mana yang benar mana yang salah, serta mana yang baik dan mana yang buruk.norma selanjutnya digunakan dalam pergaulan masyarakat.
Pertemuan ke 2
Pentingnya Norma Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Pentingnya norma dalam masyarakat disebabkan karena norma mempunyai peranan mencipatakan ketertiban di masyarakat, mencegah benturan kepentingan di masyarakat, dan memberi petunjuk bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan. Pada dasarnya, kaidah atau norma berisi perintah dan larangan. Perintah merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena akan mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, larangan merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu yang negatif atau buruk karena akan menimbulkan hal yang tidak baik.
Jenis-jenis norma ada empat yaitu :
a. norma agama, merupakan peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah, larangan-larangan, dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan.
b. norma kesusilaan, merupakan peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia (insan kamil)
c. norma kesopanan, merupakan peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia.
d. norma hukum, norma hukum merupakan peraturan hidup yang dibuat oleh penguasa negara. Bersifat memaksa dan mempunyai sanksi-sanksi yang tegas.
Pertemuan ke 3
Macam-Macam Norma
Pada dasarnya, kaidah atau norma berisi perintah dan larangan. Perintah merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena akan mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, larangan merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu yang negatif atau buruk karena akan menimbulkan hal yang tidak baik.
Norma terbagi atas empat jenis yaitu ; norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum.
a. Norma agama : Ialah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-
perintah, larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang
Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan
Yang Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat.
b. Norma kesusilaan : Ialah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaraan perasaan yang berakibat penyesalan. Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia.
c. Norma kesopanan : Ialah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling menghormati. Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
d. Norma hukum : Ialah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara, isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya bisa berupa peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama.
VII. Langkah-langkah pembelajaran
1. Pertemuan ke 1
No
|
Indikator
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1
2
3
|
Menjelaskan hakekat norma
|
1. Pendahuluan
-
Berdoa
-
Mengabsen
siswa
-
Memberitahukan
pokok bahasan yang akan dipelajari
2. Kegiatan inti
-
Menjelaskan
tentang hakekat norma
-
Menguraikan
tentang hakekat norma
-
Memberikan
contoh tentang hakekat norma
3. Penutup
-
Ringkasan
materi
-
Mengevaluasi
-
Tindak
lanjut
|
10 Menit
40 Menit
30 Menit
|
2. Pertemuan ke 2
No
|
Indikator
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1
2
3
|
Menjelaskan pentingnya norma
dalam masyarakat
|
1. Pendahuluan
-
Berdoa
-
Mengabsen
siswa
-
Memberitahukan
pokok bahasan yang akan dipelajari
2. Kegiatan inti
-
Menjelaskan
pentingnya norma dalam masyarakat
-
Menguraikan
pentingnya norma dalam masyarakat
3. Penutup
-
Ringkasan
materi
-
Mengevaluasi
-
Tindak
lanjut
|
10
Menit
40 Menit
30
Menit
|
No
|
Indikator
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1
2
3
|
Menjelaskan macam-macam norma
- Mendefinisikan norma
|
1. Pendahuluan
-
Berdoa
-
Mengabsen
siswa
-
Memberitahukan
pokok bahasan yang akan dipelajari
2. Kegiatan
inti
-
Menjelaskan
macam-macam norma
-
menguraikan
macam-macam norma
-
Siswa
mengerjakan tugas di LKS
3. Penutup
-
Ringkasan
materi
-
Mengevaluasi
-
Tindak
lanjut
|
10 Menit
40 Menit
30
Menit
|
VIII. Alat dan sumber
- Buku paket PKn kelas VII Departemen Pendidikan Nasional
- LKS
- Buku-buku penunjang yang relevan dengan materi
IX. Penilaian
Standar Ketuntasan Minimal 70
No
|
Rentang
|
Tuntas
|
1
|
70-100
|
Tuntas
|
2
|
70
kebawah
|
Tidak tuntas
|
X. Evaluasi
Pertemuan ke 1
1. Mengapa norma sangat diperlukan dalam masyarakat ?
2. Jelaskan perbedaan norma kesopanan dan norma kesusilaan ?
3. Jelaskan sifat-sifat hukum !
Jawaban
1. Karena, norma digunakan sebagai peraturan hidup manusia dalam pergaulan masyarakat mempunyai peranan sebagai : Menciptakan ketertiban di masyarakat, mencegah benturan kepentingan di masyarakat, dan memberi petunjuk bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan
2. Norma kesopanan merupakan peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia sedangkan norma kesusilaan merupakan peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia (insan kamil).
3. Hukum memiliki sifat mengatur dan memaksa.
a. Dikatakan sifat mengatur, karena hukum memuat peraturan-peraturan berupa perintah dan larangan yang mengatur tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat demi terciptanya ketertiban dalam masyarakat.
b. Diakatakan bersifat memaksa, karena hukum dapat memaksa anggota masyarakat untuk mematuhinya.
Pertemuan ke 2
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis norma ?
2. Apa yang anda ketahui tentang hukum adat ?
3. Mengapa norma begitu penting bagi masyarakat ?
Jawaban
1. Jenis-jenis norma
a. Norma agama : merupakan peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah,larangan – larangan, dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan.
b. Norma kesusilaan : merupakan peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia (insan kamil).
c. Norma kesopanan : merupakan peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia.
d. Norma hukum : merupakan peraturan hidup yang dibuat oleh penguasa negara.
2. Hukum adat menurut C.Snouck Hurgronje yaitu hukum yang dulu pernah disebut juga hukum rakyat (volksrecht). Maksud dari hukum rakyat (volksrecht) yaitu hukum seperti benar-benar hidup dalam kesadaran hati nurani rakyat dan mencerminkan tindak tanduk rakyat yang seirama dengan adat istiadatnya.
3. Karena, norma dalam masyarakat berfungsi sebagai penuntun manusia dalam bersikap dan bertingkah laku. Secara mendasar norma berisi perintah dan larangan. Perintah merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena akan mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, larangan merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu karena akan menimbulkan hal yang tidak baik.
Pertemuan ke 3
1. Jelaskan pengertian adat istiadat,dan kebiasaan,!
2. Sebutkanlah tujuan dari norma, adat istiadat,dan kebiasaan,!
3. Apakah fungsi hukum itu ?
Jawaban
1. Adat istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun-temurun dari generasi ke generasi sebagai warisan sehingga kuat hubungan dan penyatuannya dengan pola-pola perilaku masyarakat.
Pengertian kebiasaan hampir sama dengan dengan pengertian adat. Bedanya, kebiasaan digunakan untuk perseorangan, sedangkan adat dipergunakan untuk sekelompok orang
2. Adanya norma, adat istiadat, dan kebiasaan bertujuan untuk mengatur kehidupan manusia sehari-hari supaya di masyarakat tercipta suatu kehidupan yang tertib, aman, dan sejahtera.
3. Fungsi hukum dapat dilihat dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat , tiap-tiap orang mempunyai berbagai macam kebutuhan dan kepentingan. Keberagaman, kebutuhan dan kepentingan tadi sering kali menimbulkan konflik antaranggota masyarakat.
XI. Kesimpualan
Norma dalam masyarakat sebagai penuntun manusia dalam bersikap dan bertingkah laku. Secara mendasar norma berisi perintah dan larangan. Perintah merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena akan mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, larangan merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu karena akan menimbulkan hal yang tidak baik.
Sebagai penuntun manusia dalam bersikap dan bertingkah laku, norma yang berlaku dalam masyarakat terbagi ke dalam empat jenis.
a. Norma agama, yaitu peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah, larangan-larangan, dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan.
b. Norma kesusilaan, yaitu peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia.
c. Norma kesopanan, yaitu peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia.
d. Norma hukum, yaitu peraturan hidup yang dibuat oleh penguasa negara. Bersifat memaksa, dan mempunyai sanksi-sanksi yang tegas.
Mengetahui Kepala Sekolah
SMP Harapan Ananda Sungai Raya, Maret 2012
Sungai Raya Guru Bidang Studi
Drs.M.Sabriandi, M.Pd Erning Pujiastuti, SH
NUPTK.3853 7368 4120 0022 NUPTK.5847 7606 6130 0122
KISI – KISI ANGKET
KORELASI KEMAMPUAN GURU PKn DALAM PENGELOLAAN BAHAN PELAJARAN DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Variabel
Penelitian
|
Aspek Variabel
|
Indikator
|
Nomor Item
|
Jumlah
|
|
Variabel Bebas :
Pengelolaan
Bahan Pelajaran
|
1. Penyediaan pertanyaan yang
mendorong berpikir dan berproduksi.
|
6. Pertanyaan terbuka.
7. Pertanyaan tertutup.
8. Pertanyaan produktif.
9. Pertanyaan imajinatif.
10. Pertanyaan faktual.
|
1,2
3
4,5
6
7
|
2
1
2
1
1
|
|
2. Penyediaan umpan balik yang
bermakna.
|
4. Memancing persepsi siswa
5.
Menggunakan alat bantu yang akseptabel.
6. Pemberian motivasi
|
8
9,10
11,12
|
1
2
2
|
||
3. Penyediaan program penilaian
yang mendorong siswa berpikir dan berproduksi
|
3. Pra-pengujian.
4. Penilaian subjektif.
|
13
14,15
|
1
2
|
||
Jumlah
|
15
|
||||
Variabel Terikat :
Aktivitas
Belajar Siswa
|
1.
Kegiatan
visual
|
1. Membaca.
2. Memperhatikan penjelasan guru.
|
1
2,3
|
1
2
|
|
2.
|
1. Mengemukakan pendapat.
2. Mengajukan pertanyaan kepada
guru.
3. Menjawab pertanyaan.
4. Mengadakan interupsi.
|
4
5,6
7
8
|
1
2
1
1
|
||
3.
Kegiatan
mendengarkan
|
2.
Mendengar penjelasan guru.
3.
Mendengar pengarahan guru.
|
9
10
|
1
1
|
||
1.
Membuat makalah.
2.
Membuat resume/ringkasan.
3.
Membuat laporan.
4.
Membuat catatan.
|
11
12
13
14,15
|
1
1
1
2
|
|||
Jumlah
|
15
|
||||
ANGKET UNTUK SISWA
A. IDENTITAS PRIBADI RESPONDEN
Kelas : VIII (Delapan)
Jenis Kelamin :
Asal Sekolah : SMP HARAPAN ANANDA SUNGAI RAYA
B PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan seksama, kemudian berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d jawaban yang menurut anda sesuai. Apabila anda ingin mengubah jawaban, cukup dengan menambahkan tanda sama dengan (=) pada jawaban sebelumnya dan memilih jawaban yang menurut anda sesuai.
2. Isian angket ini tidak mempengaruhi hasil dan prestasi belajar anda.
3. Kami sangat menghargai kejujuran dari jawaban anda dan terima kasih atas kerjasama anda.
C. PERTANYAAN ANGKET – Kemampuan Guru Mengelola Bahan Pelajaran
1. Apakah guru PKn memberikan pertanyaan kepada siswa yang jawabannya berbeda-beda ?
a. Setiap saat memberikan pertanyaan yang jawabannya berbeda-beda
b. Sebagian besar memberikan pertanyaan yang jawabannya berbeda-beda
c. Sebagian kecil memberikan pertanyaan yang jawabannya berbeda-beda
d. Tidak pernah memberikan pertanyaan yang jawabannya berbeda-beda
2. Apakah guru PKn memberikan pertanyaan yang jawabannya memungkinkan lebih dari satu jawaban benar ?
a. Setiap saat memberikan pertanyaan yang jawabannya lebih dari satu jawaban benar
b. Sebagian besar memberikan pertanyaan yang jawabannya lebih dari satu jawaban benar
c. Sebagian kecil memberikan pertanyaan yang jawabannya lebih dari satu jawaban benar
d. Tidak pernah memberikan pertanyaan yang jawabannya lebih dari satu jawaban benar
3. Apakah pertanyaan yang diberikan guru PKn untuk mengetes pemahaman siswa terhadap materi yang dijelaskan ?
a. Setiap saat untuk mengetes pemahaman siswa
b. Sebagian besar untuk mengetes pemahaman siswa
c. Sebagian kecil untuk mengetes pemahaman siswa
d. Tidak pernah untuk mengetes pemahaman siswa
4. Apakah guru PKn setelah menjelaskan materi, memberikan pertanyaan kepada siswa ?
a. Setiap saat memberikan pertanyaan kepada siswa
b. Sebagian besar memberikan pertanyaan kepada siswa
c. Sebagian kecil memberikan pertanyaan kepada siswa
d. Tidak pernah memberikan pertanyaan kepada siswa
5. Apakah guru PKn memberikan pertanyaan yang sulit untuk dijawab siswa ?
a. Setiap saat memberikan pertanyaan yang sulit untuk dijawab siswa
b. Sebagian besar memberikan pertanyaan yang sulit untuk dijawab siswa
c. Sebagian kecil memberikan pertanyaan yang sulit untuk dijawab siswa
d. Tidak pernah memberikan pertanyaan yang sulit untuk dijawab siswa
6. Apakah pertanyaan yang diberikan guru PKn mendorong siswa berpikir dan aktif dalam menjawabnya ?
a. Setiap saat mendorong siswa berpikir dan aktif dalam menjawabnya
b. Sebagian besar mendorong siswa berpikir dan aktif dalam menjawabnya
c. Sebagian kecil mendorong siswa berpikir dan aktif dalam menjawabnya
d. Tidak pernah mendorong siswa berpikir dan aktif dalam menjawabnya
7. Apakah guru PKn selalu mengharapkan jawaban benar dari siswa ?
a. Setiap saat mengharapkan jawaban benar
b. Sebagian besar mengharapkan jawaban benar
c. Sebagian kecil mengharapkan jawaban benar
d. Tidak pernah mengharapkan jawaban benar
8. Apakah guru PKn memancing siswa untuk bertanya terhadap materi yang dijelaskan ?
a. Setiap saat memancing siswa untuk bertanya
b. Sebagian besar memancing siswa untuk bertanya
c. Sebagian kecil memancing siswa untuk bertanya
d. Tidak pernah memancing siswa untuk bertanya
9. Apakah guru PKn menggunakan bahasa yang menarik ?
a. Sebagian besar menggunakan bahasa yang menarik
b. Sebagian kecil menggunakan bahasa yang menarik
c. Tidak pernah menggunakan bahasa yang menarik
d. Setiap saat menggunakan bahasa yang menarik
10. Apakah guru PKn menggunakan alat bantu seperti OHT, proyektor, atau media lainnya ?
a. Sebagian besar menggunakan alat bantu
b. Sebagian kecil menggunakan alat bantu
c. Tidak pernah menggunakan alat bantu
d. Setiap saat menggunakan alat bantu
11. Apakah guru PKn memberikan apresiasi untuk memotivasi siswa ?
a. Sebagian besar memberikan apresiasi untuk memotivasi siswa
b. Sebagian kecil memberikan apresiasi untuk memotivasi siswa
c. Tidak pernah memberikan apresiasi untuk memotivasi siswa
d. Setiap saat memberikan apresiasi untuk memotivasi siswa
12. Apakah guru PKn selalu memotivasi siswa untuk belajar dalam pembelajaran PKn ?
a. Sebagian besar selalu memotivasi siswa
b. Sebagian kecil selalu memotivasi siswa
c. Tidak pernah selalu memotivasi siswa
d. Setiap saat selalu memotivasi siswa
13. Apakah setiap akhir pelajaran guru PKn memberikan latihan soal kepada siswa ?
a. Sebagian besar memberikan latihan soal kepada siswa
b. Sebagian kecil memberikan latihan soal kepada siswa
c. Tidak pernah memberikan latihan soal kepada siswa
d. Setiap saat memberikan latihan soal kepada siswa
14. Apakah guru PKn memberikan latihan soal untuk mengasah kemampuan belajar siswa ?
a. Sebagian besar memberikan latihan soal
b. Sebagian kecil memberikan latihan soal
c. Tidak pernah memberikan latihan soal
d. Setiap saat memberikan latihan soal
15. Apakah guru PKn melakukan ulangan harian untuk mengukur belajar siswa ?
a. Sebagian besar dilaksanakan
b. Sebagian kecil dilaksanakan
c. Tidak pernah dilaksanakan
d. Setiap saat dilaksanakan
D. PERTANYAAN ANGKET – Aktivitas Belajar
1. Apakah anda membaca buku-buku teks yang berkaitan dengan materi pelajaran untuk mengerjakan tugas-tugas dari guru PKn ?
a. Sebagian kecil membaca buku-buku teks yang berkaitan dengan materi pelajaran
b. Tidak pernah membaca buku-buku teks yang berkaitan dengan materi pelajaran
c. Setiap saat membaca buku-buku teks yang berkaitan dengan materi pelajaran
d. Sebagian besar membaca buku-buku teks yang berkaitan dengan materi pelajaran
2. Apakah pada saat guru PKn menjelaskan materi pelajaran anda mengamati penjelasan guru?
a. Sebagian kecil mengamati penjelasan guru
b. Tidak pernah mengamati penjelasan guru
c. Setiap saat mengamati penjelasan guru
d. Sebagian besar mengamati penjelasan guru
3. Apakah anda dapat memahami materi yang baru disampaikan, pada saat guru menyelesaikan suatu pokok pembahasan materi pelajaran PKn ?
a. Sebagian kecil memahami materi yang baru disampaikan
b. Tidak pernah memahami materi yang baru disampaikan
c. Setiap saat memahami materi yang baru disampaikan
d. Sebagian besar memahami materi yang baru disampaikan
4. Apakah dalam proses pembelajaran PKn, anda mengemukakan pendapat tentang materi pelajaran yang dipelajari ?
a. Sebagian kecil mengemukakan pendapat
b. Tidak pernah mengemukakan pendapat
c. Setiap saat mengemukakan pendapat
d. Sebagian besar mengemukakan pendapat
5. Apakah dalam proses pembelajaran PKn, anda mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang tidak dipahami ?
a. Sebagian kecil mengajukan pertanyaan
b. Tidak pernah mengajukan pertanyaan
c. Setiap saat mengajukan pertanyaan
d. Sebagian besar mengajukan pertanyaan
6. Apakah dalam proses pembelajaran PKn, anda bertanya kepada guru mengenai tugas yang diberikan ?
a. Sebagian kecil bertanya kepada guru
b. Tidak pernah bertanya kepada guru
c. Setiap saat bertanya kepada guru
d. Sebagian besar bertanya kepada guru
7. Apakah dalam proses pembelajaran PKn, anda menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan benar ?
a. Sebagian kecil menjawab pertanyaan dengan benar
b. Tidak pernah menjawab pertanyaan dengan benar
c. Setiap saat menjawab pertanyaan dengan benar
d. Sebagian besar menjawab pertanyaan dengan benar
8. Apakah dalam proses pembelajaran PKn, anda mengacungkan tangan untuk memperbaiki jawaban yang dikemukakan oleh siswa lainnya ?
a. Sebagian kecil mengacungkan tangan untuk memperbaiki jawaban
b. Tidak pernah mengacungkan tangan untuk memperbaiki jawaban
c. Setiap saat mengacungkan tangan untuk memperbaiki jawaban
d. Sebagian besar mengacungkan tangan untuk memperbaiki jawaban
9. Apakah dalam proses pembelajaran PKn anda mendengar penjelasan guru dengan seksama ?
a. Tidak pernah mendengar penjelasan guru dengan seksama
b. Setiap saat mendengar penjelasan guru dengan seksama
c. Sebagian besar mendengar penjelasan guru dengan seksama
d. Sebagian kecil mendengar penjelasan guru dengan seksama
10. Apakah dalam proses pembelajaran, anda mendengar pengarahan guru dengan baik ?
a. Tidak pernah mendengar pengarahan guru dengan baik
b. Setiap saat mendengar pengarahan guru dengan baik
c. Sebagian besar mendengar pengarahan guru dengan baik
d. Sebagian kecil mendengar pengarahan guru dengan baik
11. Apakah setelah proses pembelajaran PKn, guru memberikan tugas kepada anda untuk bahan presentase ?
a. Tidak pernah memberikan tugas untuk bahan presentase
b. Setiap saat memberikan tugas untuk bahan presentase
c. Sebagian besar memberikan tugas untuk bahan presentase
d. Sebagian kecil memberikan tugas untuk bahan presentase
12. Apakah dalam proses pembelajaran PKn, anda membuat ringkasan ?
a. Tidak pernah membuat ringkasan
b. Setiap saat membuat ringkasan
c. Sebagian besar membuat ringkasan
d. Sebagian kecil membuat ringkasan
13. Apakah dalam proses pembelajaran PKn, pada saat diskusi anda membuat laporan untuk disampaikan kepada guru ?
a. Tidak pernah disampaikan kepada guru
b. Setiap saat disampaikan kepada guru
c. Sebagian besar disampaikan kepada guru
d. Sebagian kecil disampaikan kepada guru
14. Apakah dalam proses pembelajaran PKn, anda pernah membuat catatan tentang hal-hal yang penting untuk dipelajari ?
a. Tidak pernah membuat catatan tentang hal-hal yang penting untuk dipelajari
b. Setiap saat dilaksanakan
c. Sebagian besar dilaksanakan
d. Sebagian kecil dilaksanakan
15. Apakah dalam proses pembelajaran PKn, apabila anda tidak membuat catatan akan diberi teguran oleh guru ?
a. Tidak pernah tidak membuat catatan diberi teguran
b. Setiap saat tidak membuat catatan diberi teguran
c. Sebagian besar tidak membuat catatan diberi teguran
d. Sebagian kecil tidak membuat catatan diberi teguran
PANDUAN OBSERVASI
KORELASI KEMAMPUAN GURU PKn DALAM PENGELOLAAN BAHAN PELAJARAN DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Aspek-aspek yang
diamati
|
Ya
|
Tidak
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
|
Guru
PKn memberikan pertanyaan terbuka
Guru PKn
memberikan pertanyaan tertutup
Guru PKn
meyediakan pertanyaan produktif
Guru PKn memberikan pertanyaan
imajinatif
Guru PKn
memberikan pertanyaan faktual
Guru PKn
memancing persepsi siswa
Guru PKn
menggunakan alat bantu yang akseptabel
Guru PKn
memberi motivasi siswa
Guru PKn
melakukan pra-pengujian
Guru PKn melakukan
penilaian subjektif
Siswa melakukan kegiatan membaca
Siswa
memperhatikan penjelasan guru PKn
Siswa mengemukakan
pendapat
Siswa
mengajukan pertanyaan
Siswa menjawab
pertanyaan
Siswa
mengadakan interupsi
Siswa
mendengar penjelasan guru PKn
Siswa mendengar pengarahan guru PKn
Siswa membuat
makalah
Siswa membuat
ringkasan
Siswa membuat
laporan
Siswa membuat
catatan
|
PANDUAN WAWANCARA UNTUK GURU
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP HARAPAN ANANDA
SUNGAI RAYA
A. Identitas
1. Nama :
2. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan *)
3. Guru bidang studi : Pendidikan Kewarganegaraan
4. Alamat :
B. Panduan Wawancara
1. Apakah bapak/ibu guru pernah melakukan pengelolaan bahan pelajaran dalam proses belajar-mengajar PKn ?
Jawab : ...............................................................................................................................
2. Apakah dengan pengelolaan bahan pelajaran oleh guru dapat mengaktifkan belajar siswa?
Jawab : ...............................................................................................................................
3. Apakah dengan pengelolaan bahan pelajaran dapat mengefektifkan proses belajar-mengajar di kelas ?
Jawab : ...............................................................................................................................
4. Apakah terdapat kendala-kendala dalam pengelolaan bahan pelajaran oleh guru PKn di dalam kelas ?
Jawab : ...............................................................................................................................
5. Apakah dengan pengelolaan bahan pelajaran hasil belajar siswa menjadi baik ?
Jawab : ...............................................................................................................................
6. Apakah dalam pembelajaran PKn bapak/ibu guru pernah menyediakan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduktif ?
Jawab : ...............................................................................................................................
7. Apakah dengan menyediakan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduktif dapat mengaktifkan belajar siswa ?
Jawab : ...............................................................................................................................
8. Apakah dengan menyediakan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduktif dapat menarik perhatian belajar siswa ?
Jawab : ...............................................................................................................................
9. Apakah dengan menyediakan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduktif benar-benar efektif dalam mengaktifkan belajar siswa ?
Jawab : ...............................................................................................................................
10. Apakah dengan menyediakan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduktif dapat merangsang siswa berpikir dan menemukan gagasannya sendiri dalam menjawabnya ?
Jawab : ...............................................................................................................................
11. Apakah ada kendala-kendala atau kesulitan dalam menyediakan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan berproduktif ?
Jawab : ...............................................................................................................................
12. Apakah bapak/ibu guru pernah memberikan umpan balik yang bermakna dalam pembelajaran PKn ?
Jawab : ...............................................................................................................................
13. Apakah dengan meyediakan umpan balik yang bermakna kepada siswa mengefisiensikan waktu dalam pembelajaran PKn ?
Jawab : ...............................................................................................................................
14. Apakah dalam menyediakan umpan balik yang bermakna, bapak/ibu mengharap respon dari siswa dalam proses pembelajaran PKn ?
Jawab : ...............................................................................................................................
15. Apakah dengan menyediakan umpan balik yang bermakna dapat mengefektifkan proses pembelajaran Pkn ?
Jawab : ...............................................................................................................................
16. Apakah dengan menyediakan umpan balik terjadi interaksi antara guru dengan siswa ?
Jawab : ...............................................................................................................................
17. Apakah bapak/ibu guru pernah menyediakan program penilaian untuk mengukur kemampuan siswa ?
Jawab : ...............................................................................................................................
18. Apakah bapak/ibu guru pernah menyediakan penilaian untuk mengumpulkan informasi mengenai hasil belajar siswa ?
Jawab : ...............................................................................................................................
19. Apakah dengan menyediakan soal test kepada siswa dapat mengasah pengetahuan siswa ?
Jawab : ...............................................................................................................................
20. Apakah dengan menyediakan program penilaian kepada siswa hasilnya nya nanti menjadi bahan pertimbangan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas akademis siswa ?
Jawab : ...............................................................................................................................
Sungai Raya, 15 Februari 2012
Guru bidang studi
Erning Pujiastuti
NUPTK.5847 7606 61300122
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAK
Jl. Prof. Dr. Muhamad Yamin / Jl Ilham Telp. (0561) 748219
Fax. (0561) 6589855 E-mail. stkippgriptk@plasa.com
CATATAN PEMBIMBING
Atas hasil konsultasi mahasiswa :
Nama : Agusmawan
Nim : 210700006
Jurusan : P.IPS
Program Studi : PPKn
No
|
Tanggal
Konsultasi
|
Uraian/Hasil
Konsultasi
|
Keterangan
|
Paraf
Pembimbing
|
1
|
5
Desember 2012
|
Desain Penelitian Bab 1 s.d 2
|
Perbaikan
|
……………
|
2
|
16
Desember 2012
|
Desain Penelitian Bab 1 s.d 2
|
ACC
|
……………
|
3
|
5 Januari
2012
|
Laporan Seminar
|
ACC
|
|
4
|
21
Januari 2012
|
Kisi-kisi angket
|
Perbaikan
|
……………
|
5
|
1
Februari 2012
|
Kisi-kisi angket, wawancara dan panduan observasi
|
ACC
|
……………
|
6
|
14 April
2012
|
Skripsi
Bab 1 s.d 5
|
Perbaikan
|
……………
|
7
|
21 April
2012
|
Skripsi
Bab 1 s.d 5
|
ACC
|
……………
|
Pontianak, April 2012 Pembimbing Pertama
Prof. Dr. H. Samion,H.AR, M.Pd
NIP. 19620712 198703 1002
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAK
Jl. Prof. Dr. Muhamad Yamin / Jl Ilham Telp. (0561) 748219
Fax. (0561) 6589855 E-mail. stkippgriptk@plasa.com
CATATAN PEMBIMBING
Atas hasil konsultasi mahasiswa :
Nama : Agusmawan
Nim : 210700006
Jurusan : P.IPS
Program Studi : PPKn
No
|
Tanggal
Konsultasi
|
Uraian/Hasil
Konsultasi
|
Keterangan
|
Paraf
Pembimbing
|
1
|
24
Oktober 2011
|
Desain Penelitian Bab 1 s.d 2
|
Perbaikan
|
……………
|
2
|
30
Oktober 2011
|
Desain Penelitian Bab 1 s.d 2
|
ACC
|
……………
|
3
|
03
Januari 2012
|
Laporan Seminar,kisi-kisi angket
|
ACC/Perbaikan
|
……………
|
4
|
07 Jnuari
2012
|
Kisi-kisi angket, wawancara dan panduan
observasi
|
ACC
|
……………
|
5
|
15 Maret
2012
|
Skripsi
Bab 1 s.d 5
|
Perbaikan
|
……………
|
6
|
26 Maret
2012
|
Skripsi
Bab 1 s.d 5
|
ACC
|
……………
|
Pontianak, April 2012 Pembimbing Kedua
Hemafitria, S.Pd, M.Pd
NPP 30825058
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar